
Maaf Minyak 2021, Prediksi OPEC Masih Suram

Jakarta, CNBC Indonesia - OPEC melihat banyak risiko penurunan untuk pasar minyak pada paruh pertama 2021. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo, sehari sebelum organisasi negara-negara penghasil minyak tersebut mengadakan pertemuan dengan produsen minyak non OPEC yang dipimpin Rusia (OPEC +), guna membahas tingkat produksi minyak untuk Januari.
"Masih banyak risiko penurunan yang harus dihadapi," katanya dalam sebuah pernyataan ditulis Reuters, Minggu (3/1/2021).
Salah satunya pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi yang masih berlaku di sejumlah negara. Kekhawatiran tentang jenis baru corona (Covid-19) yang lebih 'merusak' jadi penyebab.
Meski begitu, ia cukup optimistis, ekonomi global dapat pulih di paruh kedua 2021. Namun sektor seperti perjalanan, pariwisata, rekreasi, dan perhotelan butuh bertahun-tahun untuk mencapai posisi seperti sebelum virus menyebar.
OPEC + sendiri akan bertemu Senin (4/1/2021) ini. Desember lalu, OPEC + memutuskan untuk meningkatkan produksi hingga 0,5 juta barel per Januari 2021 sebagai bagian dari kenaikan bertahap 2 juta barel per hari tahun ini.
Namun beberapa anggota mempertanyakan perlunya peningkatan produksi lebih lanjut. Apalagi virus corona masih ganas mewabah.
Pemimpin OPEC Arab Saudi menyarankan pendekatan yang lebih hati-hati. Sementara Uni Emirat Arab dan Rusia meminta peningkatan yang lebih cepat.
Di 2020, OPEC + terpaksa memangkas produksi hingga rekor karena lockdown yang dilakukan sejumlah negara di dunia menekan permintaan bahan bakar. OPEC + pertama memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari, kemudian menurunkan pemotongan menjadi 7,7 juta dan akhirnya menjadi 7,2 juta dari Januari.
Barkindo mengatakan OPEC sekarang memperkirakan permintaan minyak global akan dipimpin oleh negara-negara berkembang. Bahkan akan naik menjadi 95,9 juta barel per hari pada 2021.
Namun kenaikan permintaan masih belum mampu membawa konsumsi ke level pra pandemi sekitar 100 juta bph. Meski pengembangan vaksin memicu optimisme pasar.
Sementara itu, analis juga menilai lebih baik bagi produsen minyak menjaga produksi. Pasalnya fundamental ekonomi masih akan melemah.
"Mengingat fundamental melemah, akan lebih bijaksana bagi OPEC + untuk mempertahankan produksi stabil dan ada preferensi di antara beberapa produsen terbesar untuk menahan produksi tetap datar," kata pengamat Amrita Sen, salah satu pendiri wadah pemikir Energy Aspects.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Arab 'Ribut' Lagi sama Rusia, Meeting OPEC+ Bagaimana?