
Pahit! Saham-saham Ini Bikin IHSG Tutup 2020 Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan terakhir di tahun 2020 dengan koreksi 0,95% di posisi 5.979,07 pada Rabu ini (30/12/2020). IHSG akhirnya menutup tahun pandemi di bawah level 6.000, secara tahun berjalan sendiri IHSG terkoreksi 5,09%.
Data perdagangan mencatat, 143 saham naik, 365 saham melorot, dan 118 saham stagnan dengan nilai transaksi Rp 14 triliun.Asing tercatat beli bersih Rp 487 miliar. Selama tahun berjalan sendiri asing sudah kabur mencapai Rp 61 triliun.
Tercatat asing melakukan jual bersih di saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar Rp32miliar dan PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) senilai Rp 18 miliar.
Namun asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Bank Central Tbk (BBCA) Rp93miliar dan PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 56 miliar.
Sentimen perdagangan di hari terakhir bursa 2020 ini datang dari Senat Partai Republik kemarin memblokir upaya Demokrat untuk meningkatkan pembayaran stimulus langsung dalam tagihan bantuan Covid-19 yang baru diberlakukan dari US$ 600 menjadi US$ 2.000.
Sentimen ini membawa gerak pasar saham AS dari semula mencatatkan rekor tertinggi intraday ke pelemahan terdalam untuk satu bulan terakhir.
Data CNBC mencatat, Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir 0,2% lebih rendah pada 30.335,67, sedangkan S&P 500 juga turun 0,2% menjadi ditutup pada 3.727,04. Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan saham-saham perusahaan teknologi juga turun 0,4% menjadi 12.850,2.
Sementara itu, hari ini terdapat beberapa data yang ditunggu pelaku pasar seperti data penjualan rumah dan neraca perdagangan barang AS yang tertunda akan dirilis hari ini dan angka klaim pengangguran awal AS dipublikasikan Kamis (31/12/2020).
Berikut saham-saham yang menyebabkan IHSG anjlok parah pada perdagangan terakhir tahun 2020 ini.
Terpantau saham yang menjadi biang keladi koreksi IHSG adalah PT Telekom Indonesia Tbk (TLKM) yang terkoreksi parah 3,22% dan memberatkan IHSG hingga 14,38 indeks poin. TLKM memang emiten non-perbankan yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di bursa sehingga ketika emiten ini terkoreksi, maka akan lebih memberatkan laju bursa.
Selanjutnya muncul dua emiten perbankan yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang masing-masing terkoreksi 1,56% dan 1,98% dan memberatkan indeks sebanyak 2,99 dan 2,88 indeks poin.
Selanjutnya emiten pertambangan batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga memberatkan indeks setelah anjlok parah 4,03% dan memberatkan IHSG sebanyak 2,48 indeks poin.
Terakhir emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga berkontribusi terbanyak kelima terhadap penurunan IHSG karena terkoreksi 4,06% dan memberatkan indeks sebanyak 2,19 poin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500