
Yuk Beri Applause buat IHSG! Ini Jawara Indeks & Saham 2020

Meskipun IHSG masih terkoreksi sendiri terpantau berberapa saham unggulan berhasil melesat kencang hingga ratusan persen.
Simak tabel berikut.
Terpantau terdapat berberapa hal yang menarik dari emiten yang sukses menduduki jawara kenaikan harga saham di tahun ini. Pertama terdapat 3 emiten dari sektor farmasi yakni PYFA, INAF, dan KAEF yang masing-masing terbang 387%, 364%, dan 240%.
Sentimen positif bagi saham duo anak usaha Bio Farma tiba ketika vaksin Sinovac yang dikatakan bekerjasama dengan Bio Farma telah tiba di Indonesia yang menyebabkan saham dua anak usahanya melesat kencang sementara untuk PYFA, perseroan baru saja kedatangan investor baru asal Singapura.
Meskipun sudah melesat kencang Tim Riset CNBC Indoensia menilai kenaikan saham-saham farmasi sudah berada di luar batas kewajaran dan ada oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang menggerakan alias menggoreng harganya.
Selain itu terpantau terdapat 4 saham perbankan di daftar saham 'cuan' setahun ini yakni AGRO yang terbang 824%, BRIS yang loncat 594%, AGRO yang melesat 422%, dan BBHI yang reli 263%.
Saham perbankan, terutama perbankan kecil hingga menengah memang sedang menjadi primadona pasar modal di tahun ini untuk urusan apresiasi harga.
Kenaikan yang tinggidari saham-saham perbankan non BUKU IV (bank dengan modal indi di bawah Rp 30 triliun)tersebut tidak terlepas dari adanya sentimenpositifaksi korporasiyang dilakukan oleh masing-masing perbankan danmenjadi katalis pendongkrakkenaikan kapitalisasi pasarnya.
Seperti diketahui banyak perbankan yang melakukan aksi korporasi ataupun konsolidasiuntuk memenuhi Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umumdimana di tahun ini seluruh bank harus memiliki modal inti minimal Rp 1 triliun atau beresiko di turunkan kelasnya menjadi BPR.
ARTO yang menjadi juara saham tercuan 2020 sendiribaru saja mengkonfirmasi rumor yang sudah sejak dahulu beredar dimana dikatakan PT Karya Anak Bangsa alias gojek akan masuk menjadi investor.
Gojekmelalui sayap keuangannyayaitu PT Dompet Anak Bangsa (Gopay) mengakuisisi 22% saham ARTOdengan nilai transaksi sebesar Rp 2,77 triliun. Bersama Gopay, ARTOyang memang didesain untuk menjadi bank digital siap untuk meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air melalui teknologi.
Selanjutnya untuk di posisi kedua sahamyang harganya meroket tajam di tahun iniyakniPT Bank BRISyariahTbk(BRIS),keputusan Menteri BUMN Erick Thohiruntuk melakukan konsolidasi bank-bank syariah anak usaha bank BUMN RItentu saja akan menguntungkan para pemegang saham publik eksisting BRIS.
BRISsendirimerupakan kode emiten dari surviving entity penerima penggabungan antara PT Bank BRIsyariahTbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).
Rencana penggabungan tersebut kian dimatangkan dan bank tersebut akan berubah nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbkdengan kode saham tetap BRIS.
Aksi merger ininantinya tidak hanyaakan menghasilkan bank syariah dengan aset terbesar di kelompoknya, akan tetapi Bank Syariah Indonesia nantinya juga akan menguasai pangsa pasar perbankan menjadi perbankan syariah dengan DPK dan pembiayaan terbesar di Indonesia.
Selanjutnyaada PT Bank Harda Internasional Tbk(BBHI). Bank yang masuk ke dalam BUKU I ini resmi diakuisisi oleh pengusaha kondang sekaligus orang terkaya ke-9 di RI Chairul Tanjung melalui Mega Corpora.
Dalam akuisisi ini, pemegang saham BBHI yakni PT Hakimputra Perkasa menjual 3,08 miliar saham atau 73,71% saham ke PT Mega Corpora, perusahaan milik Chairul. Rencananya BBHIakan dijadikan bank digital untuk ke depan.
Adanya model bisnis bank digital dinilai lebih efisien dalam penggunaan modal serta potensi jangkauan yang lebih luasapalagi mengingat ekosistem CT Corp yakni perusahaan-perusahaan yang dibawahi oleh Chairul Tanjung sangatlah jumbo untuk digarap serta potensi perbaikan tata kelola perusahaan (GCG) yang kemungkinan besar terjadi di Bank Harda pasca diakuisisi.
Terpantau hanya PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) yang sentimen penggerak pasarnya masih belum terang benderang sehingga kenaikan harga sahamnya di pasar masih bersifat spekulasi.
(tas/tas)