
Grup Kalla Dapet Order Garbarata Rp 303 M dari Bollywood

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten permesinan milik Keluarga Kalla, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK), mendapat kontrak kerja sama dengan nilai sekitar Rp 303 miliar dari Airports Authority of India (AAI) untuk pengadaan 36 unit garbarata atau jembatan penumpang dari bandara ke pesawat.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, kerja sama pengadaan garbarata ini adalah kontrak pertama dengan AAI sejak 2001.
Durasi kontrak akan berlangsung selama 365 hari dan BUKK punya peluang mendapat tambahan 50% atau 18 unit tambahan setelah pengiriman tahap pertama.
Adapun pengiriman tahap pertama akan dilakukan 5 bulan setelah penandatanganan kontrak. Setelah pengiriman 36 garbarata rampung, AAI akan memberikan penawaran tambahan 36 unit sehingga total pengadaan mencapai 90 unit.
"Dengan pengalaman dan kemampuan produksi, Bukaka optimis dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan kualitas yang baik," kata manajemen Bukaka dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (30/12/2020).
Pesanan ini belum tercatat dalam laporan keuangan BUKK per September 2020, yang baru tercatat adalah pengadaan PBB (passenger boarding bridge) alias garbarata untuk Bandara Don Mueang Bangkok Thailand senilai Rp 107,34 miliar, dengan durasi pesanan hingga Oktober 2020.
Manajemen BUKK menyatakan, setelah produksi rampung, garbarata akan dikirim ke tujuh bandara di India yang meliputi Dehradun, Patna, Chennai, Trichy, Port Blair, Jabaipur, dan Surat. Sejauh ini, Bukaka mampu menguasai pangsa pasar garbarata di India.
Total garbarata buatan Bukaka yang digunakan di India mencapai 148 unit. Para kompetitor Bukaka antara lain Tyssenkrupp (Jerman), Adelte (Spanyol), CIMC Tianda (Tiongkok), dan ShinMaywa Jepang).
Mengacu laporan Keuangan September 2020, BUKK bergerak dalam bidang pembuatan dan penyediaan peralatan khusus dan bisnis lain yang termasuk di dalam industri konstruksi. Kantor perusahaan dan fasilitas pabriknya berlokasi di Bukaka Industrial Estate, Jalan Raya Bekasi Narogong, KM 19,5, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Perusahaan memulai aktivitas usaha komersialnya sejak tahun 1981.
Mengacu laporan keuangan, nama pemegang saham terakhir dalam kelompok usaha (ultimate parent) adalah Suhaelly Kalla (komisaris perusahaan), Achmad Kalla, dan Solihin Jusuf Kalla (komisaris), putra dari mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Solihin Jusuf Kalla pegang 15,85% saham, Suhaelly Kalla 15,84%, dan Achmad Kalla memiliki 15,37% saham BUKK.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspansi! Emiten Keluarga Kalla Suntik Pengelola PLTA Rp746 M
