Ingat! Ada 2 Aksi Korporasi Gede BUMN di 2021, Jangan Kelewat

Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 December 2020 08:00
Sunarso Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Sunarso Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Lebih jauh Erick juga mengatakan, aksi korporasi yang kedua adalah dengan menggabungkan sektor usaha mikro.

Penggabungan usaha mikro ini akan melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero)/PNM.

"Agar ada database riil UMKM. Kita harap dengan penggabungan satu data ada pengusaha naik kelas dari yang kecil, karena dari krisis 1998 kita ingat yang besar padahal usaha kecil yang tingkat NPL 0,1% sangat terdampak Covid-19," terangnya.

Manajemen BRI pun memberikan penjelasan terkait dengan informasi kabar dari Menteri BUMN Erick Thohir soal penggabungan bisnis UMKM BRI, Pegadaian, dan PNM ini.

Corporate Secretary BBRI, Aestika Oryza Gunarto, mengatakan perseroan selalu merencanakan pertumbuhan bisnis, baik secara organik maupun non organik.

Rencana ini memang sesuai dengan Rencana Bisnis Bank yang sejalan dengan fokus bisnis perseroan.

"Dalam hal ini diperlukan aksi korporasi untuk mewujudkan rencana bisnis tersebut, perseroan sebagai perusahaan terbuka akan memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku," katanya, dalam surat penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), tanpa menyebutkan detail rencana yang dimaksud.

Sentimen ini pun membuat saham BBRI cuan 29,19% dalam 3 bulan terakhir, kendati masih kalah dengan pergerakan saham anak usahanya, BRIS. Rabu pekan lalu (23/12), saham BBRI ditutup naik tipis 0,73% di posisi Rp 4.160/saham, dengan kapitalisasi pasar Rp 513,12 triliun.

Dalam pengumuman di BEI, BRI sudah mengumumkan kepada Pemegang Saham bahwa Bank BRI akan diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 21 Januari 2021. Rapat dilaksanakan antara lain karena permintaan Dewan Komisaris.

Pada pekan lalu (16/12), Menteri Erick Thohir mengungkapkan beberapa alasan pentingnya menggabungkan data UMKM, termasuk yang dimiliki oleh BBRI, Pegadaian, dan PNM.

Erick mengatakan tujuan sinergi tersebut tentunya untuk mendorong pengusaha kecil untuk naik kelas, UMKM yang semula tidak bankable bisa masuk kategori layak mendapatkan kredit perbankan.

"Pembiayaan ultra mikro juga sama, menggabungkan satu data UMKM dengan upaya kita, pengusaha kecil naik kelas. Ultra mikro yang tadinya tidak bankable, naik kelas jadi bankable. Yang tadinya pinjaman Rp 2 juta karena track record bagus akhirnya mendapatkan pinjaman Rp 50 juta. Hal-hal ini kita gabungkan dan efisienkan," kata Erick dalam Indonesia Digital Conference 2020, Rabu (16/12/2020).

Selain itu, bunga kredit juga menjadi alasan Erick dengan adanya sinergi BRI-PNM-Pegadaian.

"Salah satu yang kita tekankan di sini adalah bunga. Jangan sampai [pengusaha] yang kecil dapat bunga mahal, yang besar dapat bunga murah karena struktur keuangannya. Contoh, PNM ketika menerbitkan untuk kebutuhan dananya mungkin [kasih] 9 persen, tapi BRI dengan market besar pinjamannya 3 persen."

Sebab itu, diharapkan ke depan Bank BRI yang berskala besar bisa membantu kapasitas PNM, sehingga nasabah dari pengusaha usaha kecil mendapatkan bunga atau sistem bagi hasil yang baik.

"Jangan kita ini berat ke yang kaya-kaya, tapi yang miskin pembiayaan yang lebih mahal."

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular