
Mutasi Corona Bikin Harapan Rupiah ke Rp 13.000an/US$ Buyar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (22/12/2020) akibat mutasi virus corona di Inggris yang menjadi varian baru yang dikatakan bisa menyebar lebih cepat. Padahal sebelumnya rupiah punya peluang Rp 14.000/US$ bahkan ke bawahnya ke level Rp 13.000an/US$ setelah stimulus fiskal di AS resmi cair.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di level Rp 14.100/US$, setelahnya rupiah terus terdepresiasi hingga 0,35% ke Rp 14.150/US$.
Di penutupan perdagangan, posisi rupiah sedikit membaik, berada di level Rp 14.145/US$ atau melemah 0,32% di pasar spot.
Rupiah tidak sendirian, mayoritas mata uang utama Asia melemah melawan dolar AS. Rupiah juga bukan yang terburuk, hingga pukul 15:11 WIB ada Won Korea Selatan dan baht Thailand yang melemah 0,47%. Sementara itu, rupee India dan peso Filipina mampu menguat masing-masing 0,15% dan 0,08%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Dolar AS bangkit sejak awal pekan kemarin akibat memburuknya sentimen pelaku pasar setelah adanya mutasi virus corona di Inggris.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengumumkan temuan varian baru virus corona bernama VUI 202012/01 atau dalam klaster pohon filogenetiknya (pohon kekerabatan berdasarkan data genetik) disebut sebagai varian B.1.1.7.
Varian baru virus Covid-19 tersebut dikabarkan memiliki 70% peluang penularan lebih tinggi ketimbang strain awalnya. Hal ini membuat banyak negara menutup perbatasannya dengan Inggris.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah mengidentifikasi virus ini di Denmark, Belanda, dan Australia.
Meski demikian, WHO meyakinkan varian baru virus corona di Inggris, masih bisa dikendalikan dan diatasi. Tetapi tetap saja, sentimen pelaku pasar kembali memburuk, dan kembali memburu dolar AS sebagai mata uang safe haven.
Indeks dolar AS kemarin bahkan sempat melesat lebih dari 1%, sebelum terpangkas dan berakhir di level 90,043 nyaris stagnan dibandingkan posisi akhir Jumat pekan lalu. Sementara hari ini, kembali naik 0,25% ke 90,266.
