Reshuffle Kabinet jadi Perhatian, Ini Kata Pelaku Pasar

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
22 December 2020 14:53
Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pertama kalinya bicara soal reshuffle kabinet setelah terpilih sebagai Presiden pada periode keduanya. (CNBC Indonesia)
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pertama kalinya bicara soal reshuffle kabinet setelah terpilih sebagai Presiden pada periode keduanya. (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pelaku pasar memberikan tanggapan yang beragam mengenai wacana perombakan menteri Kabinet Kerja yang kemungkinan akan dilakukan pekan ini.

Seperti diketahui, rencana perombakan kabinet sudah santer terdengar akhir-akhir ini, ditambah momentum dua menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni eks Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo dan Menteri Sosial, Juliari Batubara. Komunikasi politik Presiden dengan para petinggi partai pun sudah intensif dilakukan.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro berpendapat, reshuffle ini pada ujungya diharapkan dapat memperbaiki penanganan Covid-19 di dalam negeri, sehingga pemerintah bisa mengendalikan kasus Covid-19.

"Perekonomian butuh ada kenaikan peningkatan confidence, ujunnya penanganan Covid lebih baik, kita bisa mencegah peningkatan kasus Covid sendiri," katanya, dalam paparan Economic Outlook 2021, Selasa (22/12/2020).

Dengan pandemi yang terkendali, maka aktivitas ekonomi dan kepercayaan pelaku pasar juga akan meningkat. Meski ia tidak memberikan komentar mengenai munculnya nama-nama tertentu pengganti Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.

"Ujungnya, rehsuffle menghasilkan dampak kepada pengendalian sektor kesehatan, ini akan mendorong peningkatan confidence pasar, [dampaknya] ke perekonomian akan relatif meningkat," katanya.

Dalam kesempatan lain, Head of Research PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang berpendapat, pelaku pasar sebetulnya sudah mengetahui adanya sinyal perombakan kabinet ini, seiring dengan mencuatnya nama-nama yang tersiar ke publik.

Namun, kata Edwin, nama-nama ini masih spekulatif dan Presidenlah yang punya hak prerogatif menentukan pembantunya yang laik untuk diganti.

"Wacana mengenai reshuffle saya dengar masih bersifat spekulatif dan hanya ingin 'mengecek ombak', pelaku pasar sudah terlalu berlebihan menanggapi kenaikan saham tertentu dengan nama tertentu. Padahal sifatnya masih cair dan spekulatif," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (21/12/2020).

Namun demikian, adanya kocok ulang menteri Kabinet Jokowi diharapkan bisa lebih baik dari yang sebelumnya, terutama di pos-pos kementerian yang tersandung masalah hukum.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin bahkan pada siang ini akan menggelar rapat empat mata guna membahas perombakan kabinet ini. Sumber CNBC Indonesia yang berada di lingkaran ring 1 menuturkan, Jokowi sudah memikirkan untuk merombak kabinet dalam beberapa bulan terakhir.

Sejumlah nama pun untuk mengisi posisi menteri pun mulai beredar. Misalnya saja, mencuat nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Sandiaga Salahuddin Uno menjadi kandidat terkuat mengisi posisi menteri. Risma dikabarkan akan mengisi posisi Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara yang tersandung kasus korupsi. Posisi Menteri Sosial kini dipegang sementara oleh Menko Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Tak hanya itu, juga muncul kabar, Terawan Agus Putranto yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan akan diganti.Budi Gunadi Sadikin, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebutkan menjadi kandidat terkuat sebagai pengganti Terawan dalam memimpin Kementerian Kesehatan.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Murka! "Sejak Awal Saya Ingatkan, Jangan Korupsi"

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular