Melesat 1%, IHSG Jawara Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 December 2020 15:35
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia bergerak variatif pada perdagangan hari ini. Tarik-menarik antara sentimen positif dan negatif membuat pelaku pasar bimbang.

Pada Senin (21/12/2020) pukul WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:

Ada kabar gembira, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1%. Penguatan yang cukup signifikan, dan IHSG menjadi yang terbaik di Asia.

Sentimen positif yang menyelimuti pasar hari ini adalah perkembangan stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS). Setelah berbulan-bulan, akhirnya kongres AS menyepakati paket stimulus fiskal senilai US$ 900 miliar (Rp 1.276,2 triliun).

"Akhirnya, kami bisa mencapai terobosan yang sangat diperlukan," ujar Mitch McConnell, Pimpinan Mayoritas Senat dari Partai Republik, sebagaimana diwartakan Reuters.

Ben Williamson, Juru Bicara Gedung Putih, mengungkapkan Presiden Donald Trump mendukung kesepakatan tersebut dan akan segera membubuhkan tanda tangan sehingga sah menjadi undang-undang. Kemungkinan undang-undang itu akan keluar pekan ini.

Dalam paket stimulus US$ 900 miliar itu, US$ 600 miliar (Rp 8.508 triliun) akan berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT). Di dalamnya juga memuat anggaran bantuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), bantuan pangan, distribusi vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), kesehatan, dan sebagainya.

Namun ada sentimen negatif yang beredar yaitu pengetatan pembatasan sosial (social distancing) di beberapa negara karena lonjakan kasus corona. Di Inggris, pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson memperkenalkan zona Tier 4 yang sebelumnya paling mentok Tier 3. Tier 4 menandakan wilayah yang paling parah mengalami 'serangan' virus corona.

Pertemuan di luar ruangan dibatasi, satu orang hanya boleh menemui satu orang. Seluruh kegiatan non-esensial seperti kolam renang, pusat kebugaran, bioskop, arena bowling, rumah judi, bar, salon, dan pusat perawatan harus tutup sementara. Aturan mengenai Tier 4 akan dikaji ulang pada 30 Desember 2020.

Inggris juga tengah menghadapi virus corona jenis baru. Virus ini disebut-sebut 70% lebih mudah menular dari sebelumnya. Oleh karena itu, pemerintah terpaksa mengetatkan social distancing mengingat ada potensi kerumunan dan kumpul-kumpul perayaan Hari Natal-Tahun Baru.

"Kita harus memastikan vaksinasi terus berjalan sehingga membuat masyarakat aman. Mengingat cepatnya penyebaran virus corona varian baru ini, akan sulit untuk mengendalikannya sampai seluruh masyarakat menerima vaksin," kata Matt Hancock, Menteri Kesehatan Inggris, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara di Swedia, pemerintahan Perdana Menteri Stefan Lofven memutuskan untuk menutup perkantoran dan pertokoan non-esensial, pusat kebugaran, perpustakaan, dan sebagainya hingga 24 Januari 2021. Kumpul-kumpul di restoran hanya boleh dihadiri maksimal empat orang. Pemerintah juga menyarankan warga untuk selalu memakai masker di tempat umum jika tidak bisa menjaga jarak.

"Kita harus mau melakukan lebih karena rantai penularan sudah semakin serius. Sistem layanan kesehatan kita ada batasnya," kata Lofven, seperti dikutip dari Reuters.

Oleh karena itu, perayaan Hari Natal sepertinya tidak akan banyak memberi pengaruh terhadap aktivitas ekonomi. Prospek ekonomi dunia masih suram, semua karena pandemi virus corona. Ini tentu bisa membuat investor memilih mundur dan berpikir ulang untuk masuk ke instrumen berisiko.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular