Dolar Jadi Raja Sehari, Rupiah Balik ke Rp 14.100/US$

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 December 2020 10:25
dolar-Rupiah
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Sementara soal Brexit, masa transisi akan berakhir dalam 11 hari lagi. Mulai 2021, Inggris resmi 'bercerai' dengan Uni Eropa.

Namun hingga saat ini London dan Brussels belum juga menyepakati perjanjian dagang baru. Tanpa kesepakatan, produk Inggris yang masuk ke Uni Eropa akan dikenakan bea masuk sehingga harganya lebih mahal. Demikian pula sebaliknya.

"Kami tentu ingin pembicaraan ini membuahkan hasil positif. Kami ingin ada kesepakatan, semua tentu ingin seperti itu.

"Sayangnya, Uni Eropa meminta sesuatu yang tidak masuk akal. Saya masih yakin kesepakatan bisa tercapai, tetapi tergantung langkah Uni Eropa," tambah Hancock, seperti diberitakan Reuters.

Uni Eropa ingin dapat menerapkan hambatan perdagagan (trade barriers) jika pada masa mendatang Inggris melakukan perubahan kebijakan. Sedangkan Inggris ingin kebebasan dalam mengubah kebijakan tanpa harus berpengaruh terhadap hubungan dagang dengan Uni Eropa.

Di sektor perikanan, Uni Eropa ingin ada kewenangan mengurangi akses pasar Inggris jika Negeri Ratu Elizabeth membatasi kapal Uni Eropa. Namun Inggris ingin diperlakukan sebagai negara berdaulat, sehingga kapal asing tidak bisa seenaknya keluar-masuk di wilayah perairan mereka.

Prahara yang melada Inggris ini membuat mata uang poundsterling tertekan. Pada pukul 09:36 WIB, sterling anjlok 1,27% di hadapan dolar AS.

Apresiasi dolar AS yang begitu tajam terhadap poundsterling mempengaruhi posisi greenback di hadapan mata uang lainnya. Hasilnya, dolar AS menjadi 'raja sehari' dan berkuasa atas mata uang Asia, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular