
Gokil! Saham BRIS Cuan 629%, Asing Ramai-ramai Borong

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), nama baru hasil gabungan tiga bank syariah BUMN pada perdagangan kemarin Jumat (18/12/2020) ditutup menguat 7,51% di harga Rp 2.290/saham.
Sepanjang hari kemarin saham BRIS ditransaksikan sebanyak 396,62 juta saham dengan nilai perdagangan total mencapai Rp 901,63 miliar.
Selama sepekan terakhir periode 14-18 Desember 2020, saham ini menguat 28,29%. Sedang selama enam bulan terakhir saham perusahaan ini telah meroket 629,30% dan sejak awal tahun harga saham ini naik 593,94%.
Sebagai gambaran pada tutup tahun 2019 lalu saham ini masih berada di harga Rp 135/saham dan sepanjang tahun ini telah pernah mencapai harga tertingginya di Rp 2.370/saham.
Sepanjang tahun asing telah masuk ke saham ini senilai Rp 179,74 miliar di pasar reguler tanpa ada net sell.
Sentimen positif bagi BRIS datang mulai dari rencana penggabungan tiga bank syariah yakni PT BRISyariah, PT Bank Mandiri Syariah dan PT BNI Syariah. BRIS bakal menjadi bank hasil penggabungan dan mengganti nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia.
Bank ini bakal memiliki beberapa fokus bisnis mulai dari menggarap pasar untuk nasabah besar hingga sektor UMKM.
Untuk target wholesale banking di dalam negeri, perusahaan menargetkan bisa memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur pemerintah dengan tingkat pendanaan yang lebih besar sekaligus menjadi lead dalam pembiayaan sindikasi.
Kemampuan ini ditunjang dengan tingkat permodalan perusahaan yang menjadi lebih kuat setelah tiga bank syariah pemerintah ini digabungkan. Setidaknya setelah proses merger ini efektif dilakukan pada 1 Februari 2021, bank ini akan memiliki nilai aset Rp 210 triliun.
Tak hanya memperkuat lini bisnis ini, bank ini nantinya juga akan memperkuat bisnis konsumer dan ritel. Target pasar yang dituju adalah kredit payroll dan masuk ke segmen pembiayaan otomotif dan KPR dengan cost of fund yang lebih murah yang menjadi ciri khas bank syariah.
Selanjutnya, bank ini juga akan secara spesifik menggarap pasar gadai dan cicil emas yang selama ini menjadi primadona di salah satu bank syariah yang digabungkan.
Lainnya adalah penyaluran zakat, infaq dan sedekah dan wakaf (ziswaf) yang lebih tepat dan lebih baik.
Tak ketinggalan pasar UMKM. Proyeksi persentase penyaluran pembiayaan untuk UMKM dari tiga bank syariah yang akan bergabung hingga akhir Desember tahun depan sebesar 23%.
Bank Syariah Indonesia telah merumuskan strategi khusus untuk mendukung UMKM Indonesia yang berfokus pada pertumbuhan yang sehat di sektor UKM dan Mikro dengan memanfaatkan teknologi digital demi mewujudkan mandat Pemerintah Indonesia dalam memajukan UMKM Indonesia.
Selain itu, Bank Hasil Penggabungan siap untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), serta organisasi kemasyarakatan lainnya untuk memajukan pelaku UMKM di Tanah Air.
"Dukungan bagi UMKM tidak akan kendor, karena merekalah tulang punggung perekonomian nasional. Bank Syariah Indonesia akan menjadi bagian ekosistem dan sinergi pemberdayaan pelaku usaha UMKM, mulai dari fase pemberdayaan hingga penyaluran KUR Syariah," kata Ngatari yang juga Anggota Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, dalam siaran pers.
"Untuk menjangkau pelaku UMKM hingga pelosok, kami akan bekerjasama dengan berbagai pihak dan pemangku kepentingan di seluruh Indonesia untuk mencapai proyeksi dana disalurkan untuk UMKM mencapai Rp 53,83 triliun."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Ustad Yusuf Mansur Ogah Lepas Saham BRIS