80 Perusahaan China Masuk Blacklist Trump, Bursa Asia Lemas

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 December 2020 16:07
A panel outside the Hong Kong Exchanges displays top active securities during morning trading in Hong Kong, China October 11, 2018.  REUTERS/Bobby Yip
Ilustrasi Bursa Saham Hong Kong (REUTERS/Bobby Yip)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia cenderung melemah pada perdagangan hari ini. Padahal kala pembukaan pasar sepertinya ada pertanda bagus, tetapi ternyata momentum positif itu tidak bisa dipertahankan.

Pada Jumat (18/12/2020) pukul 15:39 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama benua Kuning:

Saat awal-awal perdagangan, bursa saham Asia masih terlihat hijau. Maklum, sebelumnya Wall Street ditutup menguat sehingga ada efek penularan ke Asia.

Namun ternyata 'doping' dari Wall Street kurang cespleng, tidak bertahan lama. Tidak sampai tengah hari, bursa saham Asia sudah didominasi warna merah.

Penyebabnya adalah perkembangan terbaru hubungan Amerika Serikat (AS) dan China. Washington tengah bersiap untuk memasukkan 80 nama perusahaan China ke daftar hitam karena dituding berafiliasi dengan militer sehingga berpotensi mengancam keamanan.

Saat ini total perusahaan China yang menjadi penghuni daftar hitam AS mencapai lebih dari 275. Di antaranya ada nama-nama beken seperti Huawei, ZTE, atau SMIC.

Perkembangan seputar vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) tidak cukup untuk mengatrol pasar saham. Panel otoritas pengawas obat dan makanan AS (US Food and Drug Administration/FDA) telah menyetujui penggunaan vaksin buatan Moderna untuk melawan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei Republik Rakyat China itu. Biasanya izin edar akan keluar tidak lama setelah panel memberi lampu hijau.

Akan tetapi, kehadiran vaksin tidak membuat masalah ujug-ujug selesai. Vaksin masih harus didistribusikan, terus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan, belum lagi kalau ada reaksi berlebih dari warga yang disuntik. Jalan menuju kekebalan kolektif (herd immunity) masih panjang.

"Masih belum jelas juga sampai berapa lama vaksin ampuh melindungi tubuh Anda. Tentu pasar akan kecewa kalau vaksin anti-virus corona tidak bisa seperti vaksin campak yang sekali suntik bisa untuk seumur hidup," kata Kozo Koide, Kepala Ekonom di Asset Management One, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular