Analisis Teknikal

IHSG Sudah Gak Kuat Nanjak, Sesi 2 Awas Longsor Gan!

Putra, CNBC Indonesia
18 December 2020 13:22
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks bursa saham nasional berbalik menguat pada perdagangan sesi pertama Jumat (18/12/2020), mengindikasikan bahwa aksi ambil untung yang terjadi merespons kebijakan pengetatan perayaan Natal dan Tahun Baru masih kalah oleh optimisme pemodal akan pemulihan ekonomi, utamanya sektor properti.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,09% atau 5,3 poin ke 6.118,683 dengan 243 saham menguat, 213 lain melemah dan 160 sisanya flat. Dengan penguatan ini, koreksi IHSG sepanjang tahun berjalan tercatat tersisa 2,87%.

Pada pagi, IHSG sempat dibuka melemah sebesar 0,12% dan bahkan sempat meninggalkan level psikologis 6.100. Investor asing merealisasikan keuntungan dengan mencetak transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 301,7 miliar di pasar reguler.

Aksi jual terjadi setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Sergub yang berisi aturan pengendalian Covid-19 lebih ketat. Warga DKI diserukan mengurangi kegiatan di luar rumah kecuali yang mendasar dan mendesak.

Pelaku usaha hingga perkantoran hanya boleh dilakukan hingga pukul 19.00 WIB dengan kapasitas jumlah orang yang berada di kantor maksimal 50%. Begitu juga untuk pusat perbelanjaan, kafe, restoran hingga tempat wisata maksimal pengunjung hanya boleh 50%.

Aturan tersebut dikhawatirkan menekan perekonomian akhir tahun di tengah perayaan Natal dan Tahun Baru, yang secara historis dikenal sebagai momen terjadinya pertumbuhan konsumsi terbesar nasional kedua setelah Puasa dan Lebaran.

Nilai transaksi bursa masih terjaga tinggi, yakni mencapai Rp 12,5 triliun, dengan 19 miliar saham ditransaksikan. Frekuensinya mencapai lebih dari 939.000 kali, agak surut dari angka kemarin yang mencapai 1 juta kali.

Namun, menjelang penutupan, pasar terlihat memborong saham properti setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan yang diperkirakan bakal membantu kinerja penjualan emiten properti dan konstruksi.

Proyeksi IHSG Sesi 2 18 Des 2020/Tri PutraFoto: Proyeksi IHSG Sesi 2 18 Des 2020/Tri Putra
Proyeksi IHSG Sesi 2 18 Des 2020/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.167. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.003.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 68 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli meskipun demikian RSI mulai terkonsolidasi turun setelah sebelumnya menyentuh level jenuh beli. Hal ini biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular