4 Hari Naik karena Vaksin, Dolar Singapura Turun ke Rp 10.610

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 December 2020 09:48
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (18/12/2020), setelah menguat dalam 4 hari beruntun. Kesiapan Singapura menjadi pusat distribusi vaksin sempat membuat dolarnya semakin mahal.

Rupiah mendapatkan tenaga untuk menguat setelah pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia kemarin sore. Di sisi lain dolar Singapura tertekan akibat turunya surplus neraca dagang.

Pada pukul 9:14 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.610,4, dolar Singapura melemah 0,13% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara dalam 4 hari terakhir Mata Uang Negeri Merlion ini total menguat 0,94% dan berada di level tertinggi sejak 6 November.

BI sesuai prediksi kemarin mempertahankan suku bunga bunganya saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,75%.

Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan perbaikan ekonomi terus berlanjut dengan ekonomi yang tumbuh 5% di 2021.

"Ke depan perekonomian dipengaruhi oleh vaksinasi dan berlanjutnya stimulus fiskal dan moneter. Ini didorong kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia," kata Perry.

Perry juga mengatakan ketidakpastian turun seiring ketersediaan vaksin dan suku bunga rendah di tingkat global. Hal ini juga meningkatkan inflow ke negara berkembang."Ini mendorong penguatan mata uang berbagai negara termasuk Indonesia," kata Perry.

Sementara itu data dari Singapura menunjukkan surplus neraca dagang bulan November turun menjadi SG$ 3,93 miliar dari bulan sebelumnya SG$ 4,45 miliar. Ekspor non minyak tercatat turun 4,9% year-on-year (YoY), sementara konsensus di Trading Economic memprediksi kenaikan sebesar 2% YoY. Ekspor Negeri Merlion sudah mengalami penurunan dalam 2 bulan beruntun.

Sementara ekspor secara bulanan atau month-on-month (MoM), juga turun 3,8%, dengan konsensus kenaikan sebesar 6,2% MoM.

Singapura menyatakan kesiapannya untuk jadi pusat distribusi vaksin virus corona di Asia Tenggara dan wilayah barat Pasifik. Tak tanggung-tanggung negara kota ini berencana meningkatkan kapasitas penyimpanan dinginnya dan membentuk satuan tugas untuk mengawasi proyek tersebut.

Dikutip dari Nikkei Asia, Singapura akan segera membentuk Changi Ready Task Force yang merupakan konsorsium 18 perusahaan dan grup, termasuk Otoritas Penerbangan Sipil Singapura dan operator bandara, Changi Airport Group (CAG). Misinya adalah meningkatkan fasilitas dengan tujuan meningkatkan koordinasi di seluruh industri dan memperlancar proses pengiriman vaksin Covid-19.

Pengiriman kargo vaksin akan membantu menopang industri penerbangan lokal yang tertekan oleh kurangnya lalu lintas udara menyusul penutupan perbatasan untuk membendung penyebaran pandemi. Selain itu, distribusi vaksin juga diharapkan dapat membawa kembali penumpang.

Mengenai kemampuan Singapura untuk memelihara rantai kargo super dingin itu, direktur pengelola CAG untuk pengembangan hub udara Lim Ching Kiat mengatakan bahwa Changi memang merupakan ahlinya pengiriman barang farmasi.

"Kami telah banyak menekankan pada penguatan keunggulan kompetitif Changi dalam hal pengiriman kargo farmasi. Jadi Bandara Changi khususnya dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi hub pilihan utama untuk pengiriman farmasi," ujarnya seperti dikutip dari Strait Times, Selasa (15/12/2020).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular