Ini Bedanya Pasar Emas 2013 & 2021, Emas Diramal ke US$ 2.300

tahir saleh, CNBC Indonesia
18 December 2020 09:53
Emas
Foto: Dok Antam

Adam Perlaky, Manajer Riset Investasi di Dewan Emas Dunia, yang juga berpartisipasi dalam webinar itu, mengatakan bahwa dia juga mengharapkan emas bisa terus mendapatkan keuntungan dari ketidakpastian investor lebih lanjut di tahun depan.

"Kami belum pernah melihat [senetimen] yang seperti pandemi Covid-19, dan kami benar-benar tahu seperti apa dampak ekonomi penuhnya," katanya.

Perlaky mencatat bahwa emas terus menjadi aset safe-haven yang menarik bagi investor karena valuasi pasar ekuitas (saham) diperdagangkan pada level rekor alias kemahalan, dan imbal hasil (yield) obligasi tetap pada posisi terendah dalam sejarah, sehingga kurang menarik.

Dia menambahkan, obligasi tidak memberikan perlindungan kepada investor seperti yang pernah dilakukan instrumen seperti emas.

"Model portofolio 60/40 [membagi porsi investasi 60:40] di investasi tradisional tidak berfungsi, dan saya tidak melihat model itu kembali dalam waktu dekat," katanya.

"Menciptakan portofolio multi-aset global yang mencakup sebagian emas adalah cara yang tepat."

Milling-Stanley mengatakan bahwa penelitian dari State Street menunjukkan bahwa memegang alokasi 10% dalam emas memberikan keuntungan terbesar bagi investor untuk menurunkan risiko dan volatilitas pasar sambil tetap memberikan potensi imbal hasil terbaik.

Mengenai seberapa tinggi harga emas bisa naik pada tahun 2021, Milling-Stanley mengatakan bahwa dia melihat potensi emas mencapai perkiraan US$ 2.300/troy ons.

"Sulit untuk membuat celah di beberapa perkiraan yang melihat emas bisa ke US$ 2.300 per ons," katanya. "Mengingat apa yang telah terjadi dan ke mana arah kebijakan moneter, angka prediksi ini bukanlah prakiraan yang luar biasa.

Menurut Milling-Stanley dan Perlaky, risiko emas terbesar tahun depan tetap dariĀ vaksin virus Covid-19. Sentimen positif investor telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena harapan mulai tumbuh bahwa ekonomi global akan pulih lebih cepat dari yang diharapkan. Ketika ekonomi pulih, biasanya emas bakal ditinggalkan investor yang mencari aset yang lebih agresif.

Namun, kedua analis pasar ini juga mencatat bahwa ketidakpastian tidak akan hilang dalam waktu dekat.

"Saya tidak berpikir sentimen risiko akan menjadi tema yang konsisten di AS atau di seluruh dunia, dan saya pikir investor masih akan melihat emas sebagai aset safe-haven," kata Milling-Stanley

Pada Selasa lalu, harga emas dunia akhirnya kembali melesat setelah menurun dalam berapa hari terakhir. Ekspektasi cairnya stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) membuat harganya kembali melesat.

Melansir data Refinitiv, harga emas dunia pada Selasa melesat 1,44% ke US$ 1.853,46/troy ons di pasar spot. Sementara pada perdagangan Rabu (16/12/2020) pukul 15:55 WIB, emas menguat 0,43% ke US$ 1.861,51/troy ons.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular