
Ayo Gas Terus, Rupiah! Mumpung Dolar Lagi Lemah...

Di sisi fiskal, pemerintah AS akan tetap mempertahankan anggaran negara yang ekspansif untuk pemulihan kesehatan, pendidikan, dan sosial-ekonomi dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Sejauh ini, Gedung Putih sudah menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 3 triliun atau sekira Rp 42.456 triliun.
Plus, saat ini senat AS tengah membahas paket stimulus tambahan bernilai US$ 900 miliar (Rp 12.736,8 triliun). Dengan penerimaan pajak yang masih 'tiarap', pendanaan stimulus fiskal akan lebih banyak berasal dari utang, utamanya penerbitan obligasi.
Derasnya penerbitan obliigasi akan membuat pasokan dolar AS melimpah. Saat pasokan melimpah, wajar kalau 'harga' turun.
"Dolar AS akan mencerminkan wajah utang pemerintah yang terus naik karena kebutuhan penanganan pandemi," ujar Tim Ghriskey, Chief Investment Strategist di Inverness Counsell yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
