
Ayo Gas Terus, Rupiah! Mumpung Dolar Lagi Lemah...

Kesimpulannya, depresiasi rupiah saat ini hanya fenomena sesaat. Ke depan, ruang apresiasi rupiah masih terbuka lebar.
Pasalnya, dolar AS tidak kunjung lepas dari tekanan. Pada pukul 07:35 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,69% ke 89,82. Indeks ini menyentuh titik terlemah sejak April 2018.
Arah kebijakan moneter dan fiskal di Negeri Adikuasa telah menekan mata uangnya sendiri. Kemarin, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%, terendah sepanjang sejarah.
Kemungkinan besar Federal Funds Rate akan bertahan di level rendah ini dalam hitungan tahun. Berdasarkan arah suku bunga acuan yang tergambar dalam dotplot, Federal Funds Rate paling cepat baru naik pada 2022.
Itu pun peluangnya sangat kecil, karena hanya satu anggota Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) yang ingin suku bunga acuan naik dua tahun lagi. Kemungkinan suku bunga acuan baru benar-benar naik dalam jangka yang agak panjang.
![]() |
Tren suku bunga rendah yang bertahan dalam hitungan tahun akan membuat berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) menjadi kurang menarik. Dolar AS masih akan mengalami tekanan jual, yang sepertinya bakal terjadi dalam waktu yang tidak sebentar.
(aji/aji)