
Akhirnya Melesat Lagi, Emas Bisa ke US$ 2.000 Akhir Tahun?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia akhirnya kembali melesat pada perdagangan Selasa kemarin, setelah menurun dalam berapa hari terakhir. Ekspektasi cairnya stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) membuat harganya kembali melesat, selain itu pelaku pasar juga menanti pengumuman kebijakan moneter oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Kamis dini hari waktu Indonesia.
Melansir data Refinitiv, Harga emas dunia kemarin melesat 1,44% ke US$ 1.853,46/troy ons di pasar spot. Sementara pada perdagangan hari ini, Rabu (16/12/2020) pukul 15:55 WIB, emas menguat 0,43% ke US$ 1.861,51/troy ons.
Titik terang mulai terlihat dari pembahasan stimulus fiskal di AS setelah Partai Demokrat dan Partai Republik merilis proposal senilai US$ 908 miliar Senin lalu. Partai Demokrat saat ini menguasai House of Representative (DPR) sementara Partai Republik menguasai Senat, hal ini yang membuat penambahan stimulus terus mengalami tarik ulur.
Kabar baiknya, para ketua mayoritas dan minoritas di masing-masing "kamar" tersebut kini sudah bertemu dan sedang melakukan perundingan. Ada Ketua DPR Nancy Pelosi dari Partai Demokrat, ketua minoritas DPR Kevin McCarthy dari Partai Republik, ketua mayoritas Senat Mitch McConnel dari Partai Republik, dan ketua minoritas Senat Chuck Schumer dari Partai Demokrat.
"Kami tidak akan pergi dari sini tanpa paket stimulus. Kami akan tetap di sini sampai paket stimulus untuk mengatasi Covid-19 tercapai, berapa pun lama waktu yang diperlukan," kata McConnel sebagaimana dilansir CNBC International.
Sementara itu pengumuman kebijakan moneter The Fed dini hari nanti akan menjadi perhatian utama. Bank sentral pimpinan Jerome Powell ini diprediksi akan memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan serta panduan kebijakan moneter yang akan diambil.
Untuk saat ini, The Fed memproyeksikan suku bunga 0,25% tidak akan dinaikkan hingga tahun 2023, dan program pembelian aset (quantitative easing/QE) akan terus dilakukan hingga selama diperlukan oleh untuk membantu perekonomian AS.
Jika The Fed juga mengumumkan nilai QE akan ditambah, maka emas berpotensi kembali melesat.
Stimulus moneter plus stimulus fiskal merupakan "bahan bakar" utama emas menguat sepanjang pekan tahun ini. Sehingga tambahan stimulus tersebut bisa menjadi tenaga bagi emas untuk kembali menguat.
Meski demikian, di menjelang libur Natal dan Tahun Baru, harga emas diprediksi akan bergerak dengan volatilitas tinggi, artinya naik turun secara signifikan dalam waktu singkat. Hal tersebut bisa terjadi akibat volume perdagangan yang lebih rendah dari biasanya.
