
Sudah Loncat Tinggi, Fisik & Mental IHSG Bakal Diuji di 6.100

Jakarta, CNBC Indonesia - Melanjutkan penguatan sejak pagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi pertama Rabu (16/12/2020) di jalur positif, mengikuti reli bursa Paman Sam dan Asia.
Indeks acuan bursa nasional tersebut naik 1,47% atau 88,5 poin ke 6.098,645 dengan 301 saham menguat, 168 lain melemah dan 238 sisanya flat. Dengan penguatan ini, koreksi IHSG tercatat tersisa 3,19% sepanjang tahun berjalan.
Nilai transaksi bursa masih terjaga tinggi, yakni mencapai Rp 12,2 triliun, dengan 18,7 miliar saham ditransaksikan. Frekuensinya pun masih tinggi di kisaran 957.000. Investor asing mencetak transaksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 311,9 miliar di pasar reguler.
Melesatnya bursa acuan global Wall Street akibat sentimen stimulus fiskal jumbo berhasil menular ke dalam negeri.
Sebagai kiblat bursa saham dunia, pergerakan Wall Street tentunya cenderung diikuti oleh bursa saham lainnya. Apalagi, penguatan tersebut juga terkait dengan stimulus fiskal yang selama ini dinanti-nanti.
Titik terang mulai terlihat dari pembahasan stimulus fiskal di AS setelah Partai Demokrat dan Partai Republik merilis proposal senilai US$ 908 miliar atau setara Rp 12.600 triliun (kurs Rp 14.000/US$) Senin lalu. Partai Demokrat saat ini menguasai House of Representative (DPR) sementara Partai Republik menguasai Senat, hal ini yang membuat penambahan stimulus terus mengalami tarik ulur.
Kabar baiknya, para ketua mayoritas dan minoritas di masing-masing "kamar" tersebut kini sudah bertemu dan sedang melakukan perundingan. Ada Ketua DPR Nancy Pelosi dari Partai Demokrat, ketua minoritas DPR Kevin McCarthy dari Partai Republik, ketua mayoritas Senat Mitch McConnel dari Partai Republik, dan ketua minoritas Senat Chuck Schumer dari Partai Demokrat.
"Kami tidak akan pergi dari sini tanpa paket stimulus. Kami akan tetap di sini sampai paket stimulus untuk mengatasi Covid-19 tercapai, berapa pun lama waktu yang diperlukan," kata McConnel sebagaimana dilansir CNBC International.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas dengan BB yang kembali melebar atas maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113 apabila konsisten menembus level ini maka jalan IHSG untuk ke level 6.155 akan semakin terbuka. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.065.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 78, yang menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi apabila momentum sedang kuat RSI bisa bertahan di zona jenuh beli dalam waktu yang lama.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways atau menyamping.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000