
Adhi Commuter Bakal IPO 2021, Begini Bocoran dari Bos ADHI

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama emiten konstruksi BUMN, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), Enthus Asnawi menyatakan perseroan berencana mengantarkan anak usahanya, PT Adhi Commuter Properti mencatatkan saham perdana atau initial public offering/(IPO) di Bursa Efek Indonesia tahun depan.
Rencana IPO ini tertunda dari yang seharunya direncanakan tahun ini, namun tertunda karena kondisi pasar saham yang masih terkoreksi akibat ketidakpastian pandemi Covid-19.
Enthus mengatakan, wacana melepas anak usaha ADHI sudah ada sejak 2019, namun yang berpeluang lebih dulu melantai di Bursa Efek Indonesia adalah Adhi Commuter Properti sejalan dengan perkembangan proyek Light Rail Transit (LRT) yang dikerjakan perseroan.
"Memang kalau anak usaha yang direncanakan untuk segera IPO, kalau beberapa itu. Kita rencanakan sejak 2019, untuk APG [Adhi Persada Gedung] dan ACP [Adhi Commuter Properti]. Tapi karena market juga lagi begini. Situasi daya beli, apalagi pandemi. Ini semua tertunda," kata Enthus, dalam paparan publik secara virtual, Selasa (15/12/2020).
Lebih lanjut, dia mengatakan, jika kondisi pasar sudah kondusif, maka, tak menutup kemungkinan ada entitas perusahaan ADHI lainnya yang akan melantai di bursa saham, seperti Adhi Persada Gedung dan Adhi Persada Beton.
"Tapi kita lihat kondisi market juga. Apakah tepat, ini juga kami konsoltuasikan ke pemegang saham. Kami siapkan juga, untuk anak anak yang lainnya. Misalnya APG dan APB [Adhi Persada Beton]. Syaratnya kalau bisa tahun depan, kalau gak bisa ya tahun depannya," ungkap dia.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan SDM Adhi Commuter Mochamad Yusuf, pada proyeksi awal, perseroan seharusnya akan melantai di bursa pada kuartal kedua tahun ini dengan emisi yang dihimpun mencapai Rp 2,5 triliun dengan melepas 30% saham ke publik.
IPO tersebut juga merupakan bagian dari kebutuhan pendanaan anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ini untuk belanja modal sebesar Rp 3,5 triliun, di mana sekitar Rp 2 triliun akan bersumber dari dana hasil IPO.
"Dengan pertimbangan kondisi pasar sekarang, untuk waktu IPO sedang kami susun untuk direncanakan tahun depan," kata Mochamad Yusuf, kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/6/2020).
Meski ditunda tahun depan, kata Yusuf, proses persiapan IPO tetap dijalankan perseroan. Pada awal Februari lalu ACP sedang melakukan proses finalisasi dengan penjamin pelaksana emisi efek dan merampungkan audit laporan keuangan.
Menurut Yusuf, penggunaan dana IPO, sebesar 80% akan dialokasikan untuk belanja modal dan 20% untuk membiayai kembali utang (refinancing).
"Kondisi market yang tidak memungkinkan di tahun kemarin dan land bank kami yang dirasa belum cukup. Sekarang equity sudah Rp 2 triliun dan itu insya Allah membuat kami percaya diri," tuturnya.
Sebagai informasi, ACP saat ini mengembangkan beberapa proyek Transit Oriented Development (TOD) dan hotel. Sampai dengan saat ini, ACP mengerjakan 12 proyek yang berada di sepanjang jalur KRL, Jabodebek dan busway, di antaranya adalah LRT City Bekasi Timur - Eastern Green & Green Avenue, LRT City Jatibening Baru - Gateway Park.
Selain itu, LRT City Ciracas - Urban Signature, LRT City Sentul - Royal Sentul Park, LRT City MT Haryono - The Premiere MTH, MTH 27 Office Suites, Cisauk Point - member of LRT City, LRT City - Oase, LRT City - Rivia, LRT City - Adhi City, dan LRT City - Grand Central Bogor.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article ACP Bakal IPO Akhir 2021, Manajemen Bocorkan Target Kinerja
