Jakarta, CNBC Indonesia - Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Henry Wibowo menyatakan pengesahan Undang-undang Cipta Kerja (Omnibus Law) menjadi katalis yang positif untuk mendorong perekonomian nasional.
Dampaknya terasa tak hanya di pasar keuangan, sentimen ini juga bakal menggerakkan investasi di sektor riil melalui investasi asing langsung (foreign direct investment).
Henry memaparkan, di pasar saham misalnya, indikator positifnya sentimen Omnibus Law, yang memberikan kepastian bagi pengusaha mengenai regulasi sudah terlihat dari kenaikan IHSG yang sudah berbalik menguat ke level psikologis 6.000 poin, bangkit dari posisi Maret di level terendahnya di bawah 4.000.
Selain itu, terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS juga membuat aliran modal asing membanjiri pasar saham di negara-negara emerging market.
"Aliran modal asing kembali ke emerging market, termasuk Indonesia. Oktober sampai hari ini capital market sudah naik 20%, Indeks sudah balik ke level 6.000," ujar Henry Wibowo di acara Webinar "Jurus Kemenko Perekonomian dalam Meningkatkan Bisnis dan Investasi Indonesia Melalui UU Cipta Kerja", Senin (14/12/2020).
Di sisi lain, pelaku pasar juga mendapat kepastian mengenai vaksinasi massal mulai Januari tahun depan untuk mengendalikan penularan virus. Hal ini juga direspons positif pelaku pasar saham.
"Karena adanya vaksin, kita berharap pandemi akan berakhir. Fund flow akan balik ke emerging," paparnya.
Seperti dijelaskan Henry, sentimen UU Omnibus Law Ciptaker tinggal menunggu eksekusinya saja. Beberapa yang positif bagi investor asing misalnya danya Sovereign Wealth Fund (SWF) yang akan berimbas ke investasi di sektor infrastruktur.
Dengan demikian, JP Morgan Indonesia memperkirakan, foreign direct investment (FDI) Indonesia berpeluang menyentuh rekor tertinggi pada 2021.
"Kita sangat optimistis, FDI bisa hit record high di Indonesia pada 2021. FDI buat Indonesia sekarang itu 2% GDP (gross domestic product) dan dalam 5 tahun terakhir 1,5%, dari GDP (gross domestic product)," ujarnya.
Dia menjelaskan dasar dari peningkatan FDI pada 2021 adalah eksekusi omnibus law. Hal ini bisa menjadi dasar positif dalam melakukan reformasi perizinan di Indonesia yang lebih permanen.
Tak hanya itu, Omnibus Law juga memberikan peluang bagi Indonesia bisa bersaing di supply chain global untuk industri manufaktur. Bukan tidak mungkin, Indonesia bisa menjadi 'the next Asia manufacturing hub', salah satunya yang memiliki potensi adalah industri baterai mobil listrik, dengan demikian, daya ungkitnya terhadap ekonomi akan besar.
Apalagi, baru-baru ini, pemerintah juga sedang menjajaki peluang kerja sama dengan Tesla, perusahaan mobil listrik terbesar di AS. "Kami harapannya dengan omnibus Ciptaker dan eksekusi baik, bisa the next Asia manufacturing hub," ujarnya
Selain itu, ada sektor baru yakni data center. JP Morgan melihat, ekonomi digital di Indonesia masih berpotensi tumbuh pesat dan saat ini, Indonesia sudah mempunyai lima perusahaan teknologi dengan valuasi unicorn ada lima dan data center adalah turunannya.
"Perusahaan Microsoft investasi di Indonesia, ekonomi internet akan tumbuh. Ini peluang yang sangat baik untuk Indonesia ke depannya," ujarnya.