Analisis Teknikal

Ngeri! IHSG Melesat 10 Pekan Beruntun, Hari Ini Tembus 6.000?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 December 2020 08:26
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan reli panjang setelah menguat 2,2% ke 5.938,329 sepanjang pekan lalu, bahkan sempat menyentuh level 6.000 untuk pertama kalinya sejak 7 Februari lalu. IHSG kini sudah menguat dalam 10 pekan beruntun, dengan total penguatan 20,53%.

Meski demikian, data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 720 miliar di pasar reguler sepanjang pekan lalu dengan nilai transaksi mencapai Rp 89 triliun.

Sentimen positif datang dari dalam negeri, dimana vaksin virus corona sudah tiba pada hari Minggu (6/11/2020).

Selain itu, beberapa data ekonomi juga dirilis dari dalam negeri.

Pada Senin (7/12/2020), Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa hingga akhir bulan lalu sebesar US$ 133,6 miliar. Turun US$ 100 juta dibandingkan Oktober 2020 yaitu US$ 133,7 miliar.

Sehari setelahnya, BI melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode November 2020 sebesar 92. Naik tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 79.

BI juga melaporkan data penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Oktober 2020 berada di 183,5. Ambles 14,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY), lebih dalam ketimbang penurunan September 2020 yang 8,7% YoY.

Setelah perdagangan sesi AS Jumat pekan lalu berakhir, FDA akhirnya menyetujui penggunaan darurat vaksin Pfizer dan BionTech. Keputusan tersebut tentunya bisa menjadi sentimen positif bagi pasar finansial, termasuk juga di Indonesia.

Meski demikian, sentimen negatif juga datang dari eksternal di mana beberapa negara mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Pemerintah Jerman memutuskan untuk menerapkan partial lockdown alias penguncian wilayah sebagian mulai Rabu (16/12/2020) mendatang. Keputusan itu diambil untuk menekan laju penyebaran virus corona yang melonjak lagi belakangan ini.

Kemudian, Jepang dan Korea Selatan juga mencatatkan rekor dalam penambahan kasus harian Covid-19.

Selain itu, kasus Covid-19 di dalam negeri juga menjadi perhatian. Pada Kamis (3/12/2020) kasus Covid-19 mencatat rekor penambahan di atas 8.000 per hari, dan dalam 5 hari terakhir kasus baru selalu lebih tinggi dari 6.000. Minggu kemarin, jumlah kasus baru dilaporkan sebanyak 6.189 kasus.

Secara teknikal, IHSG momentum penguatan IHSG terlihat mulai meredup 2 hari perdagangan terakhir

Awal munculnya momentum penguatan IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.

Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.

Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.

Kabar baiknya, pada Senin (23/11/2020) dan Kamis (26/11/2020) IHSG kembali membentuk pola White Marubozu, sehingga ada potensi reli akan kembali berlanjut, dan tidak menutup kemungkinan kembali ke level 6.000 sebelum akhir tahun.

IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), yang menambah momentum penguatan.
Namun, pada perdagangan Selasa (8/12/2020) muncul pola Doji, yang menjadi indikasi pelaku pasar ragu menentukan arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Indikator stochastic pada grafik kembali masuk wilayah jenuh beli (overbought). Artinya kembali muncul tekanan turun.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam berada di dekat wilayah oversold.

Resisten terdekat berada di level 5.945 - 5.960, jika mampu ditembus IHSG berpeluang menguat menguji level 6.000.

Sementara selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko turun ke 5.890. Jika dilewati, target penurunan selanjutnya di 5.865 hingga 5.850.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Corona Varian Lokal Indonesia, Awas IHSG Jeblok Lagi!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular