
Inggris-UE Sulit Sepakati FTA, Bursa Eropa Dibuka Minus

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa dibuka melemah pada sesi awal perdagangan Jumat (11/12/2020), karena investor masih memantau perkembangan vaksin Corona di tengah kian mendekatnya tenggat waktu negosiasi Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit.
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa melemah 0,3% di awal perdagangan. Mayoritas indeks saham sektoral berada di jalur negatif, dipimpin indeks saham sektor teknologi yang anjlok 1,7%.
Setengah jam kemudian koreksi indeks Stoxx memburuk menjadi 4,1 poin (-1,05%) ke 389,03. Indeks DAX Jerman turun 140,8 poin (-1,06%) ke 13.154,91 dan CAC Prancis melemah 66,1 poin (-1,19%) ke 5.483,59. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris surut 56,1 poin (-0,85%) ke 6.543,62.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Kamis mengatakan ada "kemungkinan kuat" Inggris akan meninggalkan Uni Eropa tanpa perjanjian perdagangan bebas, dengan deadline untuk memperpanjang negosiasi jatuh pada Minggu dan kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan atas isu-isu kunci.
Dengan dimulainya penggunaan vaksin besutan Pfizer dan BioNTech di Inggris, penasihat Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS) pada Kamis mendorong penggunaan vaksin serupa untuk keperluan darurat di AS.
Bursa Eropa cenderung mengikuti pergerakan variatif di Asia Pasifik, di mana investor memonitor negosiasi mengenai stimulus fiskal di AS. Ada sedikit kemajuan pada Kamis ketika Kongres menyepakati bahwa harus ada UU stimulus yang baru sebelum akhir tahun. Kontrak berjangka (futures) saham AS sejauh ini cenderung flat.
Di Eropa, Komisi Uni Eropa akan melanjutkan rencananya untuk menggali dana 750 miliar euro (US$ 908 miliar) dari bursa untuk mendukung pemulihan ekonomi, dari rencana belanja 1.074 triliun euro (US$ 1,3 triliun) yang akan dibelanjakan dari 2021 hingga 2027.
Saham Ericsson anjlok lebih dari 7% setelah raksasa telekomunikasi asal Swedish tersebut mengajukan gugatan terhadap Samsung di AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Bursa Eropa Dibuka Melemah Sambut Lonjakan Inflasi Inggris