Rupiah Kalah Telak, Won Korsel Kini Diborong Investor

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 December 2020 14:48
won
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji

Korea Selatan kini kembali menghadapi lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19), tetapi won masih tetap perkasa.

Melansir data dari Worldometer, pada Kamis (10/12/2020) kemarin jumlah kasus Covid-19 bertambah sebanyak 682 kasus, menjadi penambahan tertinggi sejak 3 Maret lalu, saat terjadi penambahan sebanyak 851 kasus.

Itu artinya, penambahan kasus kemarin menjadi rekor terbanyak kedua. Lonjakan kasus Covid-19 di Negeri Kpop ini mulai terjadi sejak pertengahan November lalu. Jumlah kasus aktif kini mencapai 8.897 orang, menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi melanda Korsel.

Meski demikian, nilai tukar won masih tetap menguat melawan dolar AS. Jika dilihat dari kasus Covid-19, perkembangan vaksin virus corona menjadi kabar baik ditengah peningkatan kasus Covid-19.

Perekonomian Korsel yang diprediksi menjadi salah satu yang terbaik di tahun ini menjadi pemicu penguatan won.

Bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) pada Senin (30/11/2020) lalu, merevisi melaporkan produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2020 yang berkontraksi (tumbuh negatif) 1,1% year-on-year (YoY), lebih baik dari rilis awal kontraksi 1,3%.

Kontraksi tersebut lebih baik dari -2,7% YoY pada periode 3 bulan sebelumnya. Meski demikian, Korea Selatan sah mengalami resesi.

Secara umum, suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB mengalami kontraksi 2 kuartal beruntun secara tahunan (YoY). Sementara jika kontraksi terjadi secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ), maka dikatakan mengalami resesi teknikal.

Nah, negara dengan nilai ekonomi terbesar ke-4 di Asia ini justru sudah lepas dari resesi teknikal.

BoK melaporkan PDB tumbuh 2,1% QoQ. Sementara di kuartal II-2020 lalu terkontraksi 3,2% QoQ terdalam sejak 2008, dan di 3 bulan pertama tahun ini minus 1,3% QoQ.
Alex Holmes, ekonom di Capital Economics, memprediksi perekonomian Korsel sepanjang tahun ini akan mengalami kontraksi 1%, tetapi akan menjadi salah satu yang terbaik dunia di tahun ini.

"Meski ini (kontraksi ekonomi 1%) menjadi yang terburuk sejak 1998, tetapi itu tetap membuat Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbaik di dunia tahun ini," kata Holmes, sebagaimana dilansir ABS CBN News, Selasa (27/10/2020).

Jumat pekan lalu, BoK juga melaporkan transaksi berjalan (current account) yang mencatat surplus dalam 6 bulan beruntun di bulan Oktober. Surplus current account tercatat sebesar US$ 11,66 miliar di bulan Oktober, naik 48,9% dibandingkan Oktober 2019. Merosotnya impor menjadi pemicu kenaikan current account Korsel.

Surplus current account tersebut menjadi yang terbesar sejak September 2017 lalu, dan menjadi yang terbesar ketiga sepanjang sejarah.

Sepanjang Januari hingga Oktober, surplus current account tercatat sebesar US$ 54,97 miliar, lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2019 US$ 5,3 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular