Berada di Rp 14.080/US$, Rupiah Menguat tapi Masih Malu-Malu

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 December 2020 12:52
foto ilustrasi dollar
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mampu mempertahankan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Jumat (11/12/2020). Dolar AS yang kembali menunjukkan kinerja buruk membuat rupiah mampu menguat meski tipis.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% ke Rp 14.080/US$. Sempat stagnan di Rp 14.090/US$, penguatan rupiah kemudian bertambah menjadi 0,14%.

Hingga pukul 12:00 WIB, rupiah masih bertahan di zona hijau dengan penguatan 0,07%.

Pergerakan rupiah sebenarnya cenderung tertekan sejak awal pekan ini. Indeks dolar AS pada perdagangan Rabu menguat 0,13% ke 91,087, penyebabnya perundingan stimulus fiskal di AS yang masih belum ada titik terang hingga saat ini.

Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini bahkan sudah menguat 3 hari beruntun meski tipis-tipis. Total penguatan selama periode tersebut sebesar 0,43%, setelah merosot 1,2% pada pekan lalu dan menyentuh level terendah dalam 2,5 tahun terakhir.

Kabar baiknya, indeks dolar AS pada perdagangan Kamis kemarin berbalik melemah 0,29%, dan siang ini berlanjut turun 0,18% ke 90,656.

Penurunan tersebut terjadi akibat data ekonomi AS yang memburuk, menunjukkan perekonomian Paman Sam sangat membutuhkan stimulus fiskal. Pada pekan yang berakhir 5 Desember 2020, klaim tunjangan pengangguran tercatat 853.000. Naik 137.000 dibandingkan pekan sebelumnya dan menyentuh titik tertinggi sejak pertengahan September 2020.

Penurunan indeks dolar tersebut membuat rupiah mampu menguat pada perdagangan hari ini.

Tetapi penambahan kasus Covid-19 yang masih tinggi sejak pekan lalu membuat pelaku pasar was-was Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan kembali diketatkan. Jika itu terjadi maka pemulihan ekonomi Indonesia berisiko terhambat. Alhasil, rupiah pun "malu-malu" untuk menguat.

Pada Kamis (3/12/2020) kasus Covid-19 mencatat rekor penambahan di atas 8.000 per hari, dan setelahnya beberapa kali di atas 6.000 kasus, termasuk 2 hari terakhir.

Melihat pergerakan di pasar non-deliverable forward (NDF) rupiah kemungkinan besar masih mampu mempertahankan penguatan hingga penutupan perdagangan nanti, meski tipis-tipis. Sebab, kurs NDF siang ini tidak jauh berbeda ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan tadi.

PeriodeKurs Pukul 8:41 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.110,50Rp14.111,5
1 BulanRp14.129,00Rp14.133,0
2 BulanRp14.171,50Rp14.172,5
3 BulanRp14.204,00Rp14.205,5
6 BulanRp14.325,50Rp14.326,5
9 BulanRp14.463,00Rp14.464,0
1 TahunRp14.588,00Rp14.576,1
2 TahunRp15.358,00Rp15.335,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular