
Sebelum Trading, Intip Dulu 10 Kabar Pasar "Hot" Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi tipis 0,18% ke level 5.933,69 pada perdagangan Kamis (10/12/20).
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 130 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 19,8 triliun.
Penurunan IHSG ini terjadi setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memutuskan untuk menaikkan tarif cukai rokok di 2021. Kenaikan cukai rokok di 2021 rata-rata 12,5%. Dengan ini harga rokok bisa lebih mahal di 2021 hingga mencapai 14%.
Dari global, ada sentimen positif datang dari Inggris yang sudah memulai vaksinasi Covid-19 pertama kepada publik pada hari Selasa (8/12/2020). Ini menjadikan Inggris menjadi salah satu negara pertama di dunia yang melakukannya.
Untuk memulai lagi perdagangan hari ini Jumat (11/12/20200, ada baiknya disimak sederet kabar emiten yang terjadi kemarin.
1. Janji Siap Ekspansi 2021, Blue Bird Baru Pakai Capex Rp 500 M
Emiten jasa transportasi PT Blue Bird Tbk (BIRD) masih merencanakan untuk melakukan ekspansi pada paruh kedua tahun depan, setelah rencana ekspansi perusahaan tahun ini tertahan akibat pandemi Covid-19.
Padahal, tahun ini rencananya perusahaan akan menambah ratusan armada berjenis kendaraan listrik alias electronic vehicle (EV).
Direktur Blue Bird Eko Yuliantoro mengatakan ekspansi di tahun ini hanya sempat dilakukan perusahaan pada Januari dan Februari saja, setelahnya ekspansi terpaksa dilakukan secara selektif mengingat kondisi yang terjadi saat ini.
2. Erick Thohir: Telkom Punya Aksi Korporasi Besar Tahun Depan
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mempersiapkan aksi korporasi besar yang akan dilakukan oleh PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Aksi korporasi ini selambatnya akan dilakukan oleh perusahaan pada akhir tahun depan.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan aksi korporasi ini diharapkan akan dapat mengungkit kapitalisasi pasar (market capitalization) perusahaan dari posisi saat ini Rp 370 triliun, kembali ke Rp 400 triliun atau lebih dari angka tersebut.
3. Kabar Baik! Kredit BTN di November Mulai Menggeliat 1%
Di tengah kondisi perekonomian nasional yang masih terkontraksi akibat pandemi, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masih mencatatkan pertumbuhan kredit. Meskipun masih melemah, namun trennya menunjukkan ke arah positif.
Direktur Utama BTN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pada November, pertumbuhan kredit BTN tumbuh mendekati 1%, naik dari posisi Oktober tahun ini di kisaran 0,25%.
Pahala memperkirakan, sampai dengan akhir tahun ini, pertumbuhan kredit bisa tumbuh di kisaran 2%.
4. Dapat Utang Rp 2,5 T, Soechi Lines Buyback Obligasi Rp 1,9 T
Emiten pelayaran, PT Soechi Lines Tbk (SOCI) meraih fasilitas pinjaman sindikasi berjangka sebesar US$ 180 juta atau setara dengan Rp 2,52 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
Fasilitas pinjaman sindikasi yang diteken pada 4 Desember ini diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang bertindak sebagai pemberi pinjaman awal serta joint mandated lead arranger and bookrunners.
Adapun bertindak sebagai peminjam dan para penjamin yakni perseroan dan beberapa entitas anak yakni PT Multi Ocean Shipyard, PT Sukses Osean Khatulistiwa Line, PT Inti energi Line, PT Armada Bumi Pratiwi Lines, dan PT Putra Utama Line. Lainnya yakni PT Armada Maritime Offshore, PT Selaras Pratama Utama, PT Sukses Maritime Line, dan PT Lintas Samudra Maritim.
5. Sukses Reverse Stock Split, Saham Bank Banten Terkoreksi 6,8%
PT BPD Banten Tbk (BEKS) alias Bank Banten baru saja sukses melakukan aksi korporasi reverse stock split (RSS) pada perdagangan hari ini (10/12/20).
RSS adalah aksi korporasi perusahaan terbuka di bursa dengan menggabungkan saham-sahamnya dan menghasilkan sejumlah kecil saham yang dianggap lebih bernilai dari sebelumnya. Ini kebalikan daristock split, atau pemecahan nilai nominal saham.
Perseroan mengumumkan rasio RSS sebesar 10:1 untuk Saham Seri A dan Saham Seri B. Dengan begitu, investor pemegang 10 saham BEKS bakal mendapati jumlah sahamnya menjadi 1 unit.
6. Sri Mulyani Kerek Naik Cukai Rokok, Apa Respons Gudang Garam?
Emiten rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM), memberikan respons terkait dengan keputusan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengerek naik cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar rata-rata 12,5% mulai tahun depan.
Direktur Gudang Garam, Istata Taswin Siddahrta mengatakan, sebagai pelaku industri, perseroan akan mengikuti kebijakan pemerintah tersebut. Meski diyakininya, dampaknya kepada pelaku industri rokok sudah dikalkulasi oleh pemerintah.
"Kami selalu mendukung kebijakan Pemerintah. Ringan atau berat, dengan kemungkinan akibat-akibatnya pasti sudah dipertimbangkan dengan baik oleh para pengambil keputusan," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/12/2020).
7. Meroket Ratusan Persen, 2 Saham Ini Disuspensi Bursa
Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham dua emiten karena terjadi kenaikan harga kumulatif yang signifikan. Suspensi ini berlaku mulai perdagangan Kamis ini (10/12/2020).
Dalam pengumumannya, BEI menyebutkan dua saham tersebut yakni PT Island Concepts Indonesia Tbk. (ICON) dan PT Pool Advista Finance Tbk. (POLA) beserta Waran Seri I PT Pool Advista Finance Tbk (POLA-W).
8. Induk Usaha SCTV Tambah Anggaran Buyback Saham Jadi Rp 1,5 T
Emiten pengelola dua stasiun televisi SCTV dan Indosiar, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) kembali menambah alokasi anggarannya untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp 1,5 triliun. Sebelumnya, perusahaan juga telah melakukan aksi korporasi yang sama dengan nilai total pembelian mencapai Rp 1,33 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), buyback kali ini akan dilaksanakan pada periode 8 Desember 2020 hingga 7 Maret 2021 mendatang.
9. Tok! Mega Merger Emiten Prajogo Pangestu Rp 53 T Direstui
Emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mendapat restu pemegang saham untuk melaksanakan penggabungan usaha atau merger dengan entitas anak, PT Styrindo Mono Indonesia (SMI).
Hal ini disepakati dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada Senin, 7 Desember 2020 di Wisma Barito Pacific Tower.
Sebanyak 99,99% suara dari seluruh saham dengan hak suara yang sah dalam rapat tersebut telah menyetujui aksi korporasi ini.
10. Kreditor INDY Setuju Amandemen Perjanjian Obligasi Rp 8 T
Pemegang surat utang anak usaha emiten pertambangan batu bara Grup Indika, Indika Energy Capital III Pte. Ltd memberikan persetujuan terkait amandemen obligasi dengan denominasi dollar senilai US$ 575 juta atau setara Rp 8,12 triliun.
Indika Energy Capital III Pte. Ltd sebelumnya telah mengajukan consent of solicitation atas obligasi yang akan jatuh tempo pada 9 November 2024 mendatang. Nilai pokok obligasi tersebut senilai US$ 575 juta dengan kupon sebesar 5,87%.
Adapun, batas waktu pemegang obligasi menyerahkan persetujuannya paling lambat 5.00 PM, waktu New York pada 4 Desember 2020 atau pada tanggal penutupan.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 14 BUMN Siap Dilikuidasi, Kalbe Siap Pasarkan Obat Covid-19