
Sukses Reverse Stock Split, Saham Bank Banten Terkoreksi 6,8%

Jakarta, CNBC Indonesia- PT BPD Banten Tbk (BEKS) alias Bank Banten baru saja sukses melakukan aksi korporasi reverse stock split (RSS) pada perdagangan hari ini (10/12/20).
RSS adalah aksi korporasi perusahaan terbuka di bursa dengan menggabungkan saham-sahamnya dan menghasilkan sejumlah kecil saham yang dianggap lebih bernilai dari sebelumnya. Ini kebalikan daristock split, atau pemecahan nilai nominal saham.
Perseroan mengumumkan rasio RSS sebesar 10:1 untuk Saham Seri A dan Saham Seri B. Dengan begitu, investor pemegang 10 saham BEKS bakal mendapati jumlah sahamnya menjadi 1 unit.
Aksi korporasi ini menyebabkan harga saham BEKS naik ke level Rp 500/unit setelah sebelumnya mentok di level Rp 50/unit dalam waktu yang lama.
Menariknya, aksi ini dilakukan sebagai satu rangkaian aksi korporasi Penambahan Modal melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) VI dan PUT VII Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD), atau rights issue.
Aksi korporasi right issue ini sendiri dilakukan BEKS untukmemenuhi POJK 12/20 tentang Konsolidasi Bank yang mensyaratkan perbankan memiliki modal inti minimal Rp 3 triliun per akhir 2022
Meskipun demikian harga saham Bank Banten terpaksa anjlok ke level auto reject bawahnya (ARB) pada perdagangan hari ini karena aksi jual para pelaku pasar yang sudah nyangkut selama 3 tahun lebih.
Sontak saja harga saham BEKS terkoreksi 6,80% ke level harga Rp 466/unit. Perdagangan BEKS juga tergolong sepi peminat dengan jumlah pembeli hanya sebesar Rp 902 juta sebanyak 19.373 lot.
Broker yang getol melakukan aksi jual adalah PT Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) sedangkan mayoritas pembeli menggunakan broker PT Mandiri Sekuritas (CC).
Bahkan nampaknya koreksi saham BEKS akan berlanjut pada perdagangan besok karena di harga ARB-nya jumlah lot saham yang mengantri menjual adalah sebanyak 4,61 juta lot atau senilai Rp 214,82 miliar.
Jumlah ini sendiri sangat fantastis sebab jumlah ini mewakili sekitar 7,2% jumlah saham beredar atau atau 17,22% jumlah saham publik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'