
Emas ke US$ 1.900/Troy Ons Pekan ini, Ada yang Happy?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Senin (7/12/2020) setelah menguat cukup tajam sepanjang pekan lalu hingga kembali ke atas US$ 1.800/troy ons. Meski melemah, harga emas dunia diprediksi akan kembali menguat di pekan ini, dan tidak menutup kemungkinan kembali ke atas US$ 1.900/US$.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 16:33 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.830,7/troy ons, melemah 0,32% di pasar spot. Sementara sepanjang pekan lalu, emas melesat 2,77%.
Para analis di Wall Street kini kembali memberikan proyeksi bullish (tren naik) untuk emas dunia di pekan ini. Hal tersebut terlihat dari survei mingguan yang dilakukan Kitco.
Dari 14 analis di Wall Street yang disurvei, sebanyak 10 orang atau 71% memberikan proyeksi bullish, sementara 3 analis atau 21% memberikan outlook bearish (tren turun) dan 1 orang netral.
Sentimen tersebut berbalik drastis, sebab pada pekan lalu mayoritas para analis memberikan proyeksi bearish.
Sementara survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dengan 1.147 partisipan menunjukkan 65% diantaranya bullish, 20% bearish dan 15% netral.
Stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) akan menjadi kunci penguatan harga emas di pekan ini.
Seperti diketahui sebelumnya, dalam keterangan tertulis, Ketua House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk kongres) Nancy Pelosi mengatakan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan mengkaji proposal yang diajukan kubu Partai Demokrat. Salah satunya adalah pemberian vaksin anti-virus corona harus gratis dan bisa dinikmati oleh siapa saja.
Selain itu, Pelosi dan Pemimpin Partai Minoritas di Senat, Chuck Schumer mendukung paket stimulus fiskal senilai US$ 908 miliar. Ini siap digolkan oleh kedua partai politik mayoritas di AS untuk menyokong bisnis kecil dan pengangguran di AS.
Keputusan stimulus harus cepat, karena tenggat waktu pengesahan anggaran tahun fiskal 2021 adalah 11 Desember 2020, yang artinya di pekan ini.
Para analis melihat data tenaga kerja AS yang mengecewakan di bulan November menjadi sinyal kuat perekonomian AS memerlukan bantuan stimulus fiskal.
Sean Lusk dari Walsh Trading melihat emas punya ruang untuk menguat ke US$ 1.900/troy ons, yang akan menjadi resisten penting dalam jangka pendek, dan dapat menentukan apakah emas akan melaju lagi ke depannya.
"Kita perlu melewati US$ 1.904/troy ons untuk bisa membicarakan kembali ke atas US$ 2.000/troy ons atau mendekati rekor tertinggi sepanjang masa," kata Lusk sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (4/12/2020).
