Corona Makin Ngelunjak, Rupiah Susah Nanjak!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 December 2020 09:22
Infografis/Jangan Pakai masker hanya untuk menghindari razia/Aristya Rahadian
CNBC Indonesia/Aristya Rahadian

Namun, hari ini rupiah belum bisa serta-merta menguat meski dolar AS masih lesu. Soalnya, ada kekhawatiran di benak investor (dan seluruh masyarakat) karena ledakan kasus corona.

Kemarin, tercatat ada 8.369 orang positif mengidap virus corona sehingga jumlah pasien positif menjadi 557.877 orang. Tambahan lebih dari 8.000 orang pasien baru adalah rekor tertinggi sejak virus corona mewabah di Tanah Air pada awal Maret 2020.

Pelaku pasar khawatir jika kondisinya tidak kunjung membaik maka pemerintah akan kembali memperketat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pengetatan PSBB sama saja dengan menyuntik mati aktivitas ekonomi.

Sudah terbukti bahwa pengetatan PSBB di DKI Jakarta pada pertengahan September 2020 membuat ekonomi mati suri. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Purchasing Managers' INdex (PMI), sampai penjualan ritel ambruk.

Selepas PSBB dikendurkan lagi, kegiatan ekonomi mulai bangkit. PMI manufaktur Indonesia kembali di atas 50 pada November 2020, pertanda bahwa dunia usaha mulai kembali berekspansi.


Namun kalau kasus corona terus-terusan melonjak, maka kesehatan dan keselamatan jiwa tentu jadi prioritas utama. Bukan tidak mungkin pemerintah akan kembali menegakkan PSBB secara murni dan konsekuen. Aktvitas sosial-ekonomi harus mengalah, sehingga Indonesia kian sulit lepas dari jerat resesi.

Benturan antara pelemahan dolar AS dan lonjakan kasus corona membuat langkah rupiah menjadi tidak menentu. Investor yang memilih wait and see membuat penguatan mata uang Tanah Air tertahan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular