
Ini 10 Kabar yang Patut Disimak Sebelum Pilih Saham Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona apresiasi terbang tinggi sebesar 2,00% ke level 5.724,74 pada perdagangan pertama bulan Desember, Selasa (1/12/20).
Meskipun demikian dana asing yang keluar semakin deras senilai Rp 773 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp 16,45 triliun.
IHSG berhasil menghijau kuat setelah rilis data PMI Manufaktur dimana IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 50,6 pada November 2020. Naik hampir tiga poin dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang sebesar 47,8bahkan jauh di atas konsensus yang meramalkan PMI Indonesia hanya di kisaran 47,2.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Kalau di atas 50, artinya dunia usaha memasuki fase ekspansi, jika di bawah 50 maka masih terkontraksi.
Selain itu data inflasi bulan November yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) juga membawa kabar baik dimana pada bulan November terjadi inflasi sebesar 0,28%setelah pada kuartal kemarin alias tiga bulan berturut-turut selama Juli hingga September Indonesia membukukan deflasi yang menunjukkan masalah daya beli masyarakat yang kendor.
Untuk memulai lagi perdagangan hari ini, ada baiknya disimak sederet kabar emiten yang terjadi akhir pekan lalu.
1. Medco Milik Arifin Panigoro Rugi Besar Rp 1,82 Triliun
Perusahaan tambang mineral dan energi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), sepanjang periode Januari-September 2020 membukukan kerugian bersih konsolidasi US$ 130,11 juta (Rp 1,82 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Kinerja ini berbanding terbalik dengan capaian perusahaan pada periode yang sama di 2019, yang tercatat laba bersih mencapai US$ 19,27 juta.
Nilai rugi per saham mencapai US$ 0,00729 dibanding dengan laba bersih per saham pada akhir September 2019 yang sebesar US$ 0,00108.
2. Grup Bakrie Dikabarkan Minat Garap Proyek Pipa Gas Cisem
Setelah mundurnya PT Rekayasa Industri (Rekind) dari proyek pipa gas transmisi ruas Cirebon-Semarang pada Oktober lalu, kini dikabarkan pemenang lelang kedua dari proyek ini berminat untuk mengambil alih proyek pipa transmisi gas ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Hari Pratoyo. Seperti diketahui, pemenang kedua dari proses lelang proyek yang dilakukan pada 2006 lalu adalah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).
"Sampai saat ini mengenai ruas Cirebon-Semarang, pemenang pertama lelang ruas tersebut mengundurkan diri. Dan pemenang kedua saat ini ada minat (ambil alih proyek)," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (01/12/2020).
3. Incar Rp 11 T, Waskita Karya Bakal Divestasi 9 Ruas Tol
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) telah menyiapkan 7 paket transaksi untuk melepaskan kepemilikan pada sedikitnya 9 ruas jalan tol yang berada di bawah PT Waskita Toll Road (WTR). Adapun seluruh transaksi tersebut ditargetkan untuk dapat selesai pada tahun 2021.
Director of Business Development & QSHE Waskita Fery Hendriyanto menerangkan bahwa sebagian dari paket transaksi yang akan diselesaikan tahun depan merupakan transaksi yang telah dimulai di tahun 2020.
"Sebelumnya kami berencana untuk melepas 4 ruas lagi di akhir tahun ini, namun dikarenakan pandemi Covid-19, transaksinya masih dalam proses. Kami tetap optimis target selesai pada awal tahun 2021," kata Fery. Waskita yakin seluruh transaksi dapat diselesaikan di tahun depan.
4. Induk SCTV Caplok Rumah Sakit Omni Hospital
Emiten pengelola stasiun televisi SCTV, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mengakuisisi 71,88% saham emiten pengelola rumah sakit Omni Hospitals, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME).
Mengacu pengumuman di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, transaksi tersebut dilaksanakan pada Senin, 30 November 2020 di mana Grup Emtek membeli 4,24 miliar saham SAME dengan harga Rp 137 per saham. Sehingga, dari akuisis ini, EMTK menggelontorkan dana sebesar Rp 581,01 miliar.
"Dengan selesainya Akuisisi tersebut, EMTEK memiliki 4.241.000.000 saham yang mewakili 71,88% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam SAME," tulis manajemen Emtek, Selasa (1/11/2020).
5. Sinyal Erick Thohir: Laba BUMN 2020 Turun 60% Karena Covid-19
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan, kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah tahun ini akan turun hingga 60% akibat pandemi Covid-19. Penurunan kinerja ini juga sejalan dengan kondisi perekonomian yang terkontraksi alias minus.
Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan penurunan sudah mulai terlihat dari turunnya kinerja BUMN sektor perbankan. Koreksi juga diperkirakan terjadi hingga 2021, meski turunnya tak akan sebesar 2020.
"Karena Covid-19 kita ada perubahan roadmap sedikit. Secara ekonomi dan bidang usaha pasti terkoreksi. Kalau kita lihat di tahun ini koreksinya sampai 60%. Tahun depan masih ada koreksi 30%," kata Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (30/11/2020).
6. Perhatian! Krakatau Steel Masih Merugi Rp 383 Miliar
Perusahaan baja milik negara, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada akhir September 2020 mencatatkan kerugian US$ 27,39 juta (Rp 383,54 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$). Nilai kerugian ini turun dari posisi kerugian di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 211,91 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kerugian per saham pun membaik dari posisi US$ 0,0014 menjadi US$ 0,011.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, pendapatan perusahaan turun 10,85% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi US$ 938,79 juta (Rp 13,14 triliun), dari pendapatan perusahaan di akhir September 2019 yang senilai US$ 1,05 miliar.
7. Tak Setor Lapkeu Q2-2020, BEI Suspensi 21 Saham Emiten
Sebanyak 21 emiten belum menyampaikan laporan keuangan kuartal II-2020 yang berakhir 30 Juni 2020. Sesuai dengan ketentuan II.6.3. Peraturan Nomor I-H: Tentang Sanksi, Bursa Efek Indonesia (Bursa) telah memberikan Peringatan Tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 150 juta kepada 21 emiten tapi belum membayarkannya.
Oleh karena itu, mengacu pada aturan yang sama BEI melakukan penghentian sementara perdagangan efek (Suspensi), apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan sesuai ketentuan II.6.2. dan II.6.3.
8. Agung Podomoro Percepat Lunasi Utang Rp 1,82 T
Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengumumkan percepatan pelunasan utang perseroan dari Credit Opportunities II Pte Ltd sebesar SGD172,8 juta atau setara Rp 1,82 triliun dengan asumsi kurs Rp 10.578 per SGD.
Seperti diketahui, perseroan mendapat fasilitas pinjaman dari Credit Opportunities pada perjanjian fasilitas berjangka berjaminan senior pda 24 September 2019. Pelunasan utang ini dilaksanakan pada 30 November 2020.
Direktur APLN, Cesar M. Dela Cruz dalam pengumumannya menyampaikan, perseroan melunasi utang tersebut melalui pinjaman baru yang diperoleh dari Guthrie Ventures Pte Ltd melalui perjanjian fasilitas berjangka berjaminan senior pada 20 November 2020 dengan jumlah pokok sebesar SGD172,8 juta.
9. Gasifikasi Batu Bara PTBA Jadi Proyek Strategis Nasional
Proyek gasifikasi batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, yang digagas oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ditetapkan menjadi proyek strategis nasional (PSN) melalui terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No 109 Tahun 2020 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada 17 November 2020.
Perpres Nomor 109 Tahun 2020 merupakan revisi Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dalam Perpres sebelumnya, proyek gasifikasi batu bara PTBA bersama PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemical Inc dimasukkan sebagai proyek prioritas nasional.
Selain proyek gasifikasi batu bara, pemerintah juga menetapkan Kawasan Industri Tanjung Enim sebagai bagian dari proyek strategis nasional. Tanjung Enim akan menjadi kawasan industri untuk pengembangan industri hilirisasi batu bara.
10. Fitch Tegaskan Peringkat Bank Banten A dengan Outlook Stabil
Lembaga Pemeringkat Fitch Ratings Indonesia menegaskan kembali peringkat nasional jangka panjang PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten/BEKS) pada 'A (idn)' dengan outlook stabil.
Dalam pernyataannya Fitch mengatakan peringkat ini menunjukkan ekspektasi akan tingkat risiko gagal bayar yang relatif rendah terhadap Bank Banten.
"Peringkat Bank Banten didukung oleh ekspektasi Fitch atas dukungan yang luar biasa, meski sederhana, dari Pemerintah Indonesia jika diperlukan. Ini didorong oleh pentingnya bank ini bagi Provinsi Banten," tulis laporan Fitch, Selasa (1/12/2020).
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Menuju 5.000, Simak Sederet Kabar dari Emiten