Lho, Kok Rupiah Jadi Melemah? Kapan Dong ke Rp 13.000/US$?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 November 2020 10:17
Ilustrasi Koin Rupiah
Ilustrasi Koin Rupiah (AP/Binsar Bakkara)

So, mengapa rupiah tidak bisa menguat seperti para tetangganya? Sepertinya mata uang Tanah Air terkena tekanan jual karena tidak pernah melemah dalam sembilan pekan beruntun.

Sepanjang minggu kemarin, rupiah menguat 0,57% di hadapan dolar AS secara point-to-point. Rupiah jadi mata uang terbaik kedua di Asia, hanya kalah dari won Korea Selatan.

Rupiah memang sangat perkasa akhir-akhir ini. Mata uang Ibu Pertiwi tidak pernah melemah selama sembilan pekan berturut-turut. Rinciannya, rupiah menguat delapan pekan dan hanya stagnan sepekan.

Pelemahan mingguan rupiah kali terakhir terjadi pada pekan ketiga September. Kala itu, rupiah masih di kisaran Rp 14.800/US$. Akhir pekan lalu, rupiah sudah di bawah Rp 14.100/US$.

Oleh karena itu, rupiah akan sangat rentan terpapar aksi jual. Penguatan rupiah membuat dolar AS sekarang sudah 'murah'. Ini akan membuat dolar AS menjadi menarik untuk diborong.

Selain itu, kebutuhan valas korporasi sedang tinggi saat akhir bulan. Sebab, ada kebutuhan untuk pembayaran utang, dividen, impor, dan sebagainya. Tekanan jual terhadap rupiah pun semakin besar. Rasanya untuk sementara mimpi rupiah menuju kisaran Rp 13.000-an/US$ harus tertunda untuk sementara.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular