Sentimen Pasar Pekan Depan

Kuy Siap-siap! Minggu Depan Kayaknya Bakal Sibuk

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 November 2020 14:45
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell  (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Ketua The Federal Reserve Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Dari sisi agenda, investor perlu menyimak paparan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome 'Jay' Powell di hadapan Kongres. Testimoni ini akan memberi gambaran bagaimana kondisi perekonomian saat ini dan prospek ke depan. Termasuk arah kebijakan suku bunga.

Sepertinya Powell masih akan memberi wanti-wanti soal ekonomi yang belum pulih betul akibat hantaman pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Bank sentral diperkirakan tetap menjalankan kebijakan moneter longgar sembari berharap kebijakan fiskal pun demikian, sampai perekonomian Negeri Adidaya berhasil bangkit.

Oleh karena itu, kemungkinan suku bunga acuan tetap bertahan rendah hingga beberapa tahun ke depan. Saat ini suku bunga acuan AS berada di titik terendah yaitu 0-0,25%.

"Jika perekonomian pulih tahun depan dan sudah ada vaksin, maka situasinya pasti akan lebih baik. Namun saya tidak yakin suku bunga acuan akan naik sebelum 2023, bahkan mungkin bisa sampai 2024," kata Charles Evans, Presiden The Fed Chicago, seperti dikutip dari Reuters.

Jika pidato Powell mengarah ke sana, maka dolar AS akan semakin tertekan. Sebab berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang menarik.

Investor akan lebih memilih aset-aset berisiko yang memberi cuan tebal, salah satunya tentu di Indonesia. Ketika ini terjadi, maka IHSG dan rupiah masih punya ruang untuk menguat lagi.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular