Bakal Duluin Gojek & Grab, LinkAja Mau IPO di Bursa Efek

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
26 November 2020 18:30
LinkAja link aja
Foto: LinkAja (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kementerian berencana mendorong perusahaan dompet digital milik BUMN, PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja untuk mencatatkan saham perdana melalui skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan, rencana IPO tersebut diharapkan dapat terealisasai dalam 1 hingga 1,5 tahun mendatang.

Dengan IPO, kata dia, LinkAja dapat memperoleh pendanaan secara terbuka, baik dari perusahaan BUMN, swasta, maupun masyarakat luas.

"Tidak menutup kemungkinan suatu hari LinkAja akan kita IPO-kan juga, sehingga model investasinya sangat terbuka, melibatkan banyak BUMN, bahkan melibatkan swasta," kata Kartika.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini membeberkan, saat ini LinkAja baru selesai menghimpun pendanaan seri B dengan target perolehan dana diperkirakan sebesar US$ 50-60 juta yang akan diumumkan dalam waktu dekat. Nilai itu setara dengan Rp 700 miliar-Rp 840 miliar.

Untuk bisa IPO, katanya, paling tidak, akan ada penghimpunan dana seri C terlebih dahulu.

"Mungkin [IPO] kita 2 sesi lagi, pertama 7 investor BUMN. Kedua, seri B ada investor swasta. Seri C dulu, baru Seri D, IPO, bisa 1-1,5 tahun lagi. LinkAja masih pengembangan, jadi harus paham bisnisnya dulu. Saya melihat di luar negeri, kalau IPO kecepatan bisa salah," ungkapnya lagi.

Tiko melanjutkan, Kementerian mempunyai visi agar LinkAja bisa menjadi platform pembayaran digital yang terbesar di Indonesia. Apalagi, katanya, BUMN punya ekosistem yang cukup lengkap, mulai dari transportasi, UMKM yang menyasar segmen mikro.

Dengan demikian, basis penggunanya maupun transaksinya akan semakin luas. Sebab, saat ini, kata dia, pemain dompet digital rata-rata berada di wilayah urban dan perkotaan, belum mencakup wilayah rural.

"Kita punya visi kalau bisa LinkAja jadi platform payment nasional yang terbesar, saya rasa kita on the way ke sana," paparnya.

Sebagai informasi, LinkAja adalah dompet digital yang didirikan pada 21 Januari 2019. Dulunya, LinkAja adalah pengembangan dari T-Cash, layanan keuangan besutan Telkomsel.

Saat ini, ada 7 pemegang saham LinkAja, yakni, Telkomsel (anak usaha PT Telkom Tbk/TLKM) dengan kepemilikan sebesar 25%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masing-masing sebesar 20%.

Selebihnya adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Pertamina (Persero) dengan kepemilikan masing-masing 7% dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sebesar 1%.

Sebelumnya Gojek, dengan dompet digitalnya Gopay, juga berencana untuk IPO tetapi belum disebutkan waktunya. Begitu pun Grab yang juga menyatakan akan menempuh strategi IPO tetapi belum disebutkan di bursa efek mana.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anak Usaha Jasa Marga Hingga LinkAja Berpotensi IPO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular