
Wall Street KO, IHSG Masih Punya "Nafas" Untuk Nanjak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan melesat lebih dari 1% di awal perdagangan Rabu kemarin, sebelum berbalik melemah akibat aksi ambil untung (profit taking). Di akhir perdagangan IHSG berada di level 5.679,247, melemah 0,38%.
Meski melemah, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 268 miliar di pasar regular, dan Rp 581 miliar termasuk pasar tunai dan nego.
Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus-bagusnya setelah Presiden Donald Trump akhirnya membuka pintu pada transisi ke pemerintahan Presiden terpilih Joseph 'Joe' Biden. Administrasi Layanan Umum (GSA) AS akhirnya membuka sumber daya federal untuk transisi setelah pemblokiran berminggu-minggu, Senin (23/11/2020) malam waktu setempat.
Kini pelaku pasar menatap pemerintahan baru, hal bagus lainnya, Joe Biden dikabarkan menunjuk mantan ketua The Federal Reserve (The Fed), Janet Yellen, sebagai menteri keuangan.
Pelaku pasar percaya wanita yang kini berusia 74 tahun tersebut akan fokus membenahi perekonomian, dan tidak terlibat masalah politik.
Sentimen positif lainnya datang setelah perusahaan farmasi asal AS, Pfizier dan Moderna dalam 2 pekan terakhir melaporkan vaksin buatannya sukses menanggulangi virus corona hingga lebih dari 90%.
Akhir pekan lalu, Pfizer telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mereka kembangkan kepada otoritas pengawas obat dan makanan AS (US FDA). Ini adalah proposal izin EUA pertama yang diajukan ke FDA.
Selain perusahaan di AS, perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, juga mengumumkan vaksinnya sukses menanggulangi virus corona hingga 90% tanpa efek samping yang serius.
Sementara itu pada perdagangan hari ini, Kamis (26/11/2020), ada risiko IHSG kembali mengalami koreksi akibat berlanjutnya aksi profit taking. Sebab, bursa saham AS (Wall Street) juga mengalami koreksi dari rekor tertinggi pada perdagangan Rabu waktu setempat, dan bursa saham utama Asia bervariasi pagi ini.
Secara teknikal, IHGS kembali ke bawah 5.700 kemarin. Maklum saja, IHSG sudah menguat nyaris 12% dalam 14 perdagangan sebelum kemarin, sehingga memicu aksi ambil untung.
Awal penguatan tajam IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.
Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.
Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.
White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.
![]() Foto: Refinitiv |
Kabar baiknya, pada Senin (23/11/2020) IHSG kembali membentuk pola White Marubozu, sehingga ada potensi reli akan kembali berlanjut, dan tidak menutup kemungkinan kembali ke levcel 6.000 dalam beberapa hari ke depan.
IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200).
Resisten terdekat kini berada di 5.700 hingga 5.715, jika kembali dilewati IHSG berpeluang menguat ke 5.760 sampai 5.770 yang merupakan level tertinggi kemarin.
Namun indikator stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun tetapi belum memasuki wilayah oversold, sehingga memunculkan risiko berlanjutnya penurunan.
Support terdekat berada di kisaran 5.655, jika ditembus IHSG berisiko turun ke 5.620 hingga 5.600.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Adu Mulut' Trump vs Biden, Awas Koreksi IHSG!