Profit Taking! IHSG Tak Kuat Tahan Tekanan ke Zona Merah

Tri Putra, CNBC Indonesia
25 November 2020 15:44
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat melesat tinggi 1,22% di awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus rela berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (25/11/2020) akibat aksi ambil untung meskipun bursa global sedang optimis terkait vaksin dan prospek Amerika Serikat (AS) pasca-Trump.

Indeks acuan bursa nasional tersebut melemah 0,38% atau 21,7 poin menjadi 5.679,24. Sebanyak 184 saham menguat, 271 melemah, dan 168 lainnya tak mengalami perubahan harga.

Di Asia, mayoritas bursa saham bergerak positif, di mana Nikkei menguat 0,50% menjadi pemimpin reli di kawasan dan indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 0,31%. Sebaliknya, bursa Shanghai melemah 1,19%.

Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 268 miliar di pasar reguler, di tengah nilai transaksi bursa Rp 18,2 triliun.

Tercatat investor asing memborong saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak 524 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebanyak Rp 170 miliar.

Sedangkan penjuaan dilakukanb di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp 325 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) sebanyak Rp 94 miliar.

Pelaku pasar menyambut positif eforia di AS akan mulusnya transisi politik di Negeri Sam, yang akan membantu mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi, terutama dengan perkembangan vaksin.

Indeks Dow Jones sukses menembus level psikologis 30.000 setelah Kepala Lembaga Layanan Umum Emily Murphy berkata kepada presiden terpilih Joe Biden bahwa pemerintahan Trump menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk keperluan transisi di Gedung Putih.

Murphy menyatakan keputusan untuk menindaklanjuti kemenangan Biden berminggu-minggu setelah pemilihan presiden (pilpres) pada 3 November. Presiden AS Donald Trump dalam cuitannya mengaku bahwa dia menyetujui langkah itu meski masih "berjuang habis-habisan".

Keputusan Biden yang menunjuk mantan Ketua The Fed Janet Yellen untuk menjadi Menteri Keuangan juga mendorong sentimen positif di kalangan investor. Jika Senat menyetujui, Yellen akan menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut di AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular