Heboh Menteri Edhy Prabowo Dicokok KPK, Rupiah Cuek Saja...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 November 2020 10:32
Ilustrasi Rupiah
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Tanah Air pun hijau di perdagangan pasar spot.

Pada Rabu (25/11/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.169. Rupiah menguat 0,19% dibandingkan posisi haru sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah juga menguat. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.130 di mana rupiah menguat tipis 0,07%.

Senada dengan rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga menguat di hadapan dolar AS. Hanya yen Jepang, baht Thailand, ringgit Malaysia, dan dolar Taiwan yang masih tertinggal di zona merah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:03 WIB:

Pagi ini, masyarakat dikejutkan oleh berita penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Edhy diduga terlibat dalam kasus ekspor benih lobster/benur.

"Mhn maaf, telat merespon. Td mlm men kkp diamankan kpk di bandara 3 sutta saat kembali dari honolulu. Ybs diduga terlibat korupsi dalam penetapan ijin export baby lobster. Skrg beliau di kpk utk dimintai keterangan.nanti akan disampaikan penjelasan resmi kpk. Mhn kita beri waktu tim kedeputian penindakan bekerja dulu," sebut Firli Bahuri, Ketua KPK, dalam pesan kepada para jurnalis.

Namun kehebohan ini sepertinya tidak mempengaruhi pergerakan rupiah. Mata uang Ibu Pertiwi tetap nyaman menguat karena dorongan sentimen eksternal.

Rupiah dan mata uang Asia lainnya berhasil memanfaatkan kondisi dolar AS yang tengah tertekan. Pada pukul 09:26 WIB, Dollar Index (yang mencermimkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,11%.

Dolar AS memang sedang mundur terakhir. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index terkoreksi 0,21% dan selama sebulan ke belakang anjlok 1%.

Investor memang sedang memlih aset berisiko dan meninggalkan instrumen aman seperti dolar AS. Pasalnya, masa depan mata uang Negeri Paman Sam sepertinya bakal suram.

Persepsi itu datang akibat santer kabar bahwa Joseph 'Joe' Biden, presiden AS terpilih, bakal menunjuk Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan menggantikan Steven Mnuchin. Yellen adalah mantan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) sebelum Jerome 'Jay' Powell yang saat ini masih menjabat.

Hubungan emosional antara Yellen dan The Fed dinilai masih kuat. Oleh karena itu, koordinasi kebijakan fiskal dan moneter akan lebih mudah jika Yellen berada di posisi Menteri Keuangan.

"Yellen akan berkolaborasi dengan The Fed untuk mendukung pemulihan ekonomi. Sepertinya suku bunga acuan AS masih akan rendah dalam waktu yang cukup lama, Jadi secara umum, dolar AS masih akan bergerak ke bawah (melemah)," tutur Junichi Ishikawa, Senior FX Strategist IG Securities yang berkedudukan di Tokyo, seperti dikutip dari Reuters.

Suku bunga rendah akan membuat berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang menarik. Investor pun mengincar aset-aset berisiko yang memberi imbalan tinggi, dan itu bisa didapatkan di negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.

Pada pukul 09:36 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat cukup tajam 1,11% ke 5.764,27. Investor asing membukukan beli bersih Rp 189,62 miliar. Arus modal ini menjadi amunisi bagi penguatan rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular