
Heboh Menteri Edhy Prabowo Dicokok KPK, Rupiah Cuek Saja...

Investor memang sedang memlih aset berisiko dan meninggalkan instrumen aman seperti dolar AS. Pasalnya, masa depan mata uang Negeri Paman Sam sepertinya bakal suram.
Persepsi itu datang akibat santer kabar bahwa Joseph 'Joe' Biden, presiden AS terpilih, bakal menunjuk Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan menggantikan Steven Mnuchin. Yellen adalah mantan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) sebelum Jerome 'Jay' Powell yang saat ini masih menjabat.
Hubungan emosional antara Yellen dan The Fed dinilai masih kuat. Oleh karena itu, koordinasi kebijakan fiskal dan moneter akan lebih mudah jika Yellen berada di posisi Menteri Keuangan.
"Yellen akan berkolaborasi dengan The Fed untuk mendukung pemulihan ekonomi. Sepertinya suku bunga acuan AS masih akan rendah dalam waktu yang cukup lama, Jadi secara umum, dolar AS masih akan bergerak ke bawah (melemah)," tutur Junichi Ishikawa, Senior FX Strategist IG Securities yang berkedudukan di Tokyo, seperti dikutip dari Reuters.
Suku bunga rendah akan membuat berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang menarik. Investor pun mengincar aset-aset berisiko yang memberi imbalan tinggi, dan itu bisa didapatkan di negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.
Pada pukul 09:36 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat cukup tajam 1,11% ke 5.764,27. Investor asing membukukan beli bersih Rp 189,62 miliar. Arus modal ini menjadi amunisi bagi penguatan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
