Analisis Teknikal

Tarik Sist....Baru Jebol 5.600 IHSG Sudah Lirik 5.700

Tri Putra, CNBC Indonesia
24 November 2020 12:49
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (24/11/20) ditutup pada sesi pertama di zona hijau, terapresiasi 0,64% di level 5.688,75 setelah investor optimis karena transisi presiden Amerika Serikat mulai menunjukkan jalan terang.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih atau net sell sebanyak Rp 100 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 8,1 triliun.

Sentimen positif di Wall Street datang dari pembacaan awal Purchasing Managars' Index (PMI) periode November 2020. IHS Markit melaporkan, PMI manufaktur AS pada November 2020 diperkirakan 56,7, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 53,4. Sedangkan PMI sektor jasa naik menjadi 57,7 dari 56,9.

"Data PMI November memberi gambaran ekonomi AS usal pemilu, dan ternyata hasilnya sangat menggembirakan. Aktivitas bisnis, baik manufaktur maupun jasa, naik ke titik tertinggi sejak Maret 2015. Ini mencerminkan permintaan sudah meningkat sehingga perusahaan mulai merekrut karyawan. Dunia usaha optimistis dengan ekspansi bisnis dalam setahun ke depan," papar Chris Williamson, Chief Business Economist IHS Markit, seperti dikutip dari siaran tertulis.

Kabar baik lain datang dari, Donald Trump yang akhirnya membuka pintu transisi kepada Presiden AS terpilih Joe Biden. Administrasi Layanan Umum (GSA) AS akhirnya membuka sumber daya federal untuk transisi setelah pemblokiran berminggu-minggu, Senin (23/11/2020) malam waktu setempat.

Hal ini merupakan kejutan besar. Trump pun, yang masih menolak kemenangan Biden, mengakui sudah waktunya GSA "melakukan apa yang perlu dilakukan".

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terapresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.703. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.652.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 80, yang menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi apabila momentum sedang kuat, RSI bisa bertahan di area jenuh beli dalam waktu yang lama.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan indikator MACD di wilayah positif, yang menunjukkan momentum IHSG sedang kuat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator MACD yang berada di zona positif.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular