
Melempem Terus, Apa Benar Emas Bakal Anjlok ke US$ 1.500?

Hasil survei yang dilakukan Kitco menunjukkan, para analis melihat arah pergerakan emas masih belum jelas dalam waktu dekat.
"Saya rasa emas akan tertahan di rentang pergerakan saat ini sampai kita mendapat beberapa informasi baru. Agar emas bisa ke atas US$ 1.900/troy ons, kita perlu mendapat informasi mengenai stimulus fiskal (di Amerika Serikat), tetapi sepertinya stimulus itu bukan prioritas saat ini," kata Kevin Grady, presiden Phoenix Futures dan Options sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (20/11/2020).
Survei mingguan dari Kitco menunjukkan, dari 17 analis di Wall Street, sebanyak 47% memprediksi emas akan menguat (bullish) di pekan ini, dan 29% memprediksi turun (bearish), sisanya memberikan proyeksi netral.
Sementara survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dengan jumlah partisipasi mencapai 1.539 orang, sebanyak 42% diantaranya memberikan outlook bullish, dan 39% bearish.
Para analis dalam survei tersebut melihat resisten (tahanan atas) emas ada di level US$ 1.900/troy ons, sementara support (tahanan bawah) di US$ 1,850/troy ons.
"Penguatan emas masih belum berakhir, ini hanya tertahan untuk sementara saat pelaku pasar menanti bagaimana kinerja ekonomi," kata Oleh Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, sebagaimana dilansir Kitco.
Menurun Hansen, emas berisiko melanjutkan penurunan akibat perkembangan vaksin virus corona yang membuat pelaku pasar kembali masuk ke aset-aset berisiko. Tetapi, Hansen masih tetap bullish terhadap emas, meski tidak akan buru-buru melakukan aksi beli.
"Saya masih bullish terhadap emas, tetapi saya tidak akan buru-buru melakukan aksi beli. Ketika harga emas turun ke bawah US$ 1.850 dan menguji rerata pergerakan 200 hari, itu akan menjadi peluang beli untuk saya," kata Hansen.
![]() Foto: Refinitiv |
Berdasarkan data Refinitiv, rerata pergerakan 200 hari (moving average/MA 200) emas pada grafik harian berada di kisaran US$ 1.800/troy ons, sementara MA 50 dan 100 berada di kisaran US$ 1.900/troy ons. Sehingga rentang pergerakan di pekan ini kemungkinan ada di antara level tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
