Menguat 0,14%, Rupiah Bisa ke Rp 13.000-an/US$ Pekan Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 November 2020 18:02
Gubernur BI Perry Warjiyo
Foto: Tangkapan layar Youtube Kemenkeu

Sementara itu dari dalam negeri pada pekan lalu, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%.

Penurunan suku bunga sebenarnya berdampak negatif bagi rupiah, sebab jumlah uang yang beredar berpotensi bertambah. Selain itu, imbal hasil (investasi) di Indonesia menjadi menurun, sehingga ada risiko aliran modal asing tersendat.

Tetapi, BI juga memperkirakan inflasi di tahun ini akan rendah di bawah 2%, sehingga real return berinvestasi di dalam negeri masih akan relatif tinggi, dan masih cukup menarik bagi investor asing.

BI pekan lalu juga melaporkan transaksi berjalan (current account) yang mencatat surplus untuk pertama kalinya dalam 9 tahun terakhir. Surplus transaksi berjalan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi stabilitas nilai tukar rupiah.

Pada kuartal III-2020, transaksi berjalan (current account) mencatat surplus sebesar US$ 1 miliar atau 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil.

Transaksi berjalan sudah mengalami defisit sejak kuartal IV-2011, sehingga menjadi "hantu" bagi perekonomian Indonesia. Kala defisit membengkak, Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga guna menarik hot money di pos transaksi modal dan finansial (komponen NPI lainnya) sehingga diharapkan dapat mengimbangi defisit transaksi berjalan, yang pada akhirnya dapat menopang penguatan rupiah.

Namun, kala suku bunga dinaikkan, suku bunga perbankan tentunya ikut naik, sehingga beban yang ditanggung dunia usaha hingga rumah tangga akan menjadi lebih besar. Akibatnya, investasi hingga konsumsi rumah tangga akan melemah, dan roda perekonomian menjadi melambat.

Kini dengan "hantu" CAD yang diperkirakan pergi dari Indonesia untuk pertama kalinya dalam 9 tahun terakhir, akan menjadi modal rupiah untuk menguat di sisa tahun ini.

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular