
Besok RUPS, KRAS Bakal Nambah Modal Rp 3 T

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) setidaknya jelang akhir tahun ini akan mendapatkan suntikan modal baru Rp 3 triliun dari pemerintah. Penambahan modal ini merupakan realisasi dari investasi pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk mempertahankan kegiatan produksi perusahan dan industri turunannya.
Berdasarkan informasi yang dirilis perusahaan, untuk pelaksanaan aksi korporasi ini maka perusahaan akan menerbitkan obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond/MCB) senilai maksimal Rp 3 triliun. Penerbitan ini dilakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD/private placement).
"Dukungan pendanaan dalam rangka Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang bertujuan untuk mendukung likuiditas dan solvabilitas KRAS, khususnya digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional KRAS," tulis informasi tersebut, dikutip Senin (23/11/2020).
Obligasi ini nantinya akan memiliki tenor tujuh tahun dengan tingkat bunga berdasarkan Interest Coverage Ratio (ICR). Jika nilai ICR >1 maka nilai kupon sebesar reverse repo rate, sedangkan jika ICR <1 maka kuponnya sebesar 0%.
Kupon surat utang ini akan dibayarkan dua kali dalam setahun, pada Maret dan September.
Nantinya ketika jatuh tempo, obligasi ini wajib dikonversi menjadi kepemilikan saham dengan harga konversi akan mengacu pada 90% harga rata-rata penutupan saham KRAS selama 25 hari bursa di pasar reguler atau 1 hari sebelum tanggal konversi mana yang lebih rendah.
Adapun pelaksana investasi ini adalah PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)/SMI berdasarkan penugasan dari Kementerian Keuangan.
Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perusahaan akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) esok hari, Selasa (24/11/2020).
Setelah itu perusahaan juga menantikan izin dari Menteri Keuangan atas pemberian Investasi Pemerintah PEN kepada perusahaan baja pelat merah ini.
Sesuai dengan PMK 118/2020 dengan perkiraan rencana waktu penandatanganan perjanjian OWK adalah Minggu IV November 2020 dengan target proceed adalah Minggu I Desember 2020.
Manajemen perusahaan menyebutkan, transaksi ini diproyeksikan berpengaruh positif terhadap operasional dan kondisi keuangan Perseroan, antara lain menambah modal kerja untuk mendukung Program Investasi Pemerintah PEN dengan memberikan relaksasi pembayaran konsumen untuk memulihkan permintaan pada pasar industri baja Nasional.
Sebab, hingga semester I-2020 lalu perusahaan berada dalam kondisi yang tidak bisa dibilang baik. Pasalnya pendapatan turun 21% menjadi US$ 552,8 juta dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 702 juta.
Dari sisi arus kas, cash flow operasional pada semester I-2020 sebesar minus US$ 7,8 juta, jauh lebih rendah dibandingkan dengan cash flow operasional semester I-2019 sebesar US$ 114,2 juta.
"Rendahnya penjualan dan cash flow operasional di semester I tahun 2020 merupakan cerminan melemahnya pasar karena dampak Pandemi Covid-19. Industri hilir dan industri pengguna yang menjadi konsumen Perseroan menghadapi masalah likuiditas yang disebabkan menumpuknya persediaan dan bertambah panjangnya umur piutang dagang mereka ke konsumen akhir."
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lolos Dari Kebangkrutan, Saham Krakatau Steel Layak Diburu?