Dolar Disayang, Rupiah Dibuang & Terlemah di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2020 10:12
Penukaran Uang Kusam
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga lesu di perdagangan pasar spot.

Pada Kamis (19/11/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.167. Rupiah melemah 0,35% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Di pasar spot, rupiah mengawali hari dengan stagnasi di Rp 14.050/US$. Namun itu tidak lama, dalam hitungan menit rupiah langsung melemah dan depresiasinya semakin dalam. Pada pukul 10:01 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.120 di mana rupiah melemah 0,5%.

Tidak hanya rupiah, hampir seluruh mata uang utama Asia melemah di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya dolar Hong Kong, yen Jepang, dan rupee India yang masih menguat.

Namun posisi rupiah agak 'spesial'. Depresiasi 0,5% sudah cukup membuat rupiah jadi mata uang terlemah di Benua Kuning.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:03 WIB:

Dolar AS yang sudah lama 'dibuang' kini kembali 'disayang' oleh investor. Pada pukul 09:31 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,2%.

Maklum saja, mata uang Negeri Adidaya sudah melemah cukup dalam. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index terkoreksi 0,52% dan selama sebulan ke belakang berkurang 0,63%. Dolar AS memang sudah 'murah', sehingga wajar jadi buruan pelaku pasar.

Selain itu, investor juga mencemaskan perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 18 November 2020 adalah 55.326.907 orang. Bertambah 536.224 orang dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (5-18 November 2020), rata-rata pasien positif bertambah 563.396 orang per hari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yakni 478.597 orang per hari.

Sementara jumlah pasien meninggal per 18 November 2020 adalah 1.333.742 orang. Bertambah 9.220 orang (0,7%) dibandingkan hari sebelumnya.

Selama dua pekan terakhir, rata-rata pasien yang tutup usia berjumlah 8.503 orang setiap harinya. Meningkat dibandingkan rerata dua minggu sebelumnya yaitu 6.481 orang per hari.

"Ketika lonjakan kasus dirasa cukup mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi, dan mampu menutup berita soal vaksin, maka dolar AS akan punya pijakan. Aset-aset berisiko pun melemah," kata Kit Juckes, Currency Strategist di Societe Generale, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular