
Corona Belum Capek Menebar Teror, Rupiah Ikutan Tekor

"Kita mungkin lelah dengan Covid-19, tetapi Covid-19 tidak. Negara-negara Eropa sedang berjuang keras, tetapi tidak ada perubahan signifikan," tegas Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, seperti dikutip dari Reuters.
Ya, negara-negara di Eropa memang kembali memperketat social distancing karena pandemi virus corona tengah memasuki gelombang serangan kedua (second wave outbreak). Jerman, Prancis, Inggris, bahkan Swedia yang awalnya relatif terbuka kini 'mengunci' aktivitas publik untuk menekan risiko penularan.
Selagi vaksi belum datang, pemandangan seperti ini masih akan terlihat. Kebijakan buka-tutup masih akan ditempuh. 'Keran' aktivitas warga dibuka saat infeksi mulai melambat, tetapi ditutup lagi ketika terjadi lonjakan.
"Jadi seperti gergaji saja. Tarik-ulur antara lonjakan kasus Covid-19 dan euforia vaksin masih akan mewarnai pasar," ujar Hillary Kramer, Chief Investment Officer Kramer Capital Research yang berbasis di New York, sebagaimana diwartakan Reuters.
Saat ini sentimen positif dari vaksin sudah reda. Gantian sentimen negatif dari lonjakan kasus corona yang menjadi faktor utama. Hasilnya, pelaku pasar yang awalnya berani 'menyerok' aset-aset berisiko kini mengubah mode menjadi bermain aman.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)