BRMS Incar Pengolahan 8.500 Ton Bijih Emas per Hari

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
18 November 2020 12:13
Emas Palu (BRMS)
Foto: Emas Palu (BRMS)

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berencana ekspansi tambang emas dan menambah 2 pabrik pengolahan. Dengan begitu, yang semula kapasitas pengolahan bijih emas 500 ton per hari, menjadi 8.500 ton per hari pada 2023.

"Kami juga berharap untuk dapat meningkatkan jumlah cadangan bijih emas di lokasi tambang emas Poboya di Palu, Sulawesi, tergantung dari keberhasilan kegiatan pengeboran terkait," kata Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata dalam siaran resminya, Rabu (18/11/2020).

Suseno menjelaskan sebelumnya Rio Tinto Grup pernah melakukan pengeboran di 34 lubang bor dengan akumulasi kedalaman 7.900 meter di beberapa prospek dalam lokasi tambang Poboya, Palu. Selanjutnya, anak usaha BRMS, yaitu Citra Palu Mineral (CPM), juga telah melakukan pengeboran di 13 lubang bor dalam lokasi tambang yang sama yakni Poboya dengan total kedalaman 3.000 meter.

"Dari hasil-hasil pengeboran tersebut kami berkeyakinan untuk bisa menambah cadangan bijih emas di Poboya, Palu dalam rencana pengeboran kami di masa datang," katanya.

Untuk melancarkan ekspansi ini, perusahaan pun telah mendapatkan persetujuan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD/rights issue).

Direktur BRMS Herwin Hidayat, mengatakan rencana PMHMETD ini sangat penting untuk mendanai rencana pengembangan bisnis Perusahaan. Sebagian besar dari dana tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan pabrik pengolahan dengan kapasitas 4.000 ton bijih emas per hari, dan pekerjaan pengeboran untuk menambah jumlah cadangan bijih emas di Palu.

"Kami juga berencana untuk melakukan beberapa pekerjaan pengeboran di Gorontalo," kata Herwin.

Selain itu perusahaan juga telah menerima fasilitas kredit investasi dalam bentuk Standby Letter of Credit (SBLC) senilai US$70 juta dari Bank BNI pada April 2020 untuk mendanai pekerjaan konstruksi dan pembangunan pabrik pengolahan kedua.

Herwin mengatakan keuntungan tersedianya dan rights issue dan SBLC untuk pembangunan dua tambahan pabrik tersebut akan meningkatkan produksi emas, kenaikan penjualan, dan laba perusahaan.

"Pekerjaan pengeboran dalam usaha untuk menambah jumlah cadangan dan sumber daya bijih emas yang sebagian besar di Palu. Hal ini diharapkan dapat berdampak terhadap umur tambang produktif yang semakin panjang," katanya.

Menurut catatan perusahaan, pada Juni 2020 hingga Desember 2021 dilakukan pembangunan pabrik kedua dengan kapasitas 4.000 ton per hari dan kebutuhan investasi US$ 65-70 juta. Kemudian pada Maret-September 2021 akan dilakukan pengeboran 1 potensi tambang emas di Poboya dengan estimasi 5 juta ton ore. Pada Maret 2021-Maret 2022 juga akan dilakukan pengeboran 4 potensi tambang di Poboya dengan estimasi 15 juta ton. Keduanya akan menggunakan dana rights issue, dengan kebutuhan investasi sekitar US$ 23 juta.

Pada Maret 2021 juga akan dilakukan pengeboran 2 potensi tambang emas di Motomboto, Gorontalo dengan estimasi 5 juta or dan kebutuhan investasi sekitar US$ 5,25 juta. Pada Juni 2022-Desember 2023, akan dilakukan pembangunan pabrik ketiga dengan kapasitas 4.000 ton per hari, dengan perkiraan investasi US$ 48 juta.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berkat Emas, BRMS Raup Laba US$ 2,11 Hingga Agustus 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular