Ada RDG BI, Kurs Dolar Singapura Akhirnya Naik ke Rp 10.470

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 November 2020 12:18
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (18/11/2020) menjelang pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) Kamis besok. Pengumuman tersebut tentunya akan mempengaruhi pergerakan rupiah, sehingga pelaku pasar "mundur" dulu.

Pada pukul 11:05 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.470,66, dolar Singapura menguat 0,22% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan sejawat akan menggelar RDG pada 18-19 November 2020. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di 4%.

Dari 13 ekonom/analis yang terlibat dalam pembentukan konsensus, delapan di antaranya memperkirakan suku bunga acuan tidak akan berubah. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan adanya kejutan dari BI dengan memangkas suku bunga.

Sebelumnya sejak awal pekan lalu dolar Singapura terus tertekan melawan rupiah. Aliran modal yang kembali masuk ke dalam negeri terjadi setelah sentimen pelaku pasar yang membaik merespon kabar vaksin virus corona.

Perusahaan farmasi asal AS, Moderna, Senin lalu mengumumkan vaksin buatannya efektif menangkal virus corona lebih dari 90%.

CEO Moderna, Stephane Bancel, kemarin mengatakan hasil sementara uji coba tahap III vaksin miliknya efektif mencegah Covid-19 hingga lebih dari 94%.

"Ini merupakan momentum perbaikan dalam perkembangan kandidat vaksin Covid-19 milik kami. Sejak awal Januari kami mengejar virus ini dengan intens untuk melindungi manusia di seluruh dunia sebisa mungkin. Analisis positif dari studi fase III memberikan validasi klinis awal bahwa vaksin bisa mencegah Covid-19," ujarnya.

Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik dan memburu aset-aset berisiko. Aliran investasi kembali masuk ke dalam negeri. Di pasar saham, pada perdagangan kemarin investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 680 miliar. 

Sementara itu di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun hari ini turun 7,5 basis poin ke 6.201%. Untuk diketahui pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga SBN, ketika yield turun harganya naik, begitu juga sebaliknya. Saat harga naik, artinya ada aksi beli di pasar obligasi, yang bisa menjadi indikasi masuknya aliran modal.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular