
Mata Uang Asia Sedang Lemah, Tapi Rupiah Paling Parah!

Di Korea Selatan, pasien positif baru bertambah 313 orang kemarin, rekor tertinggi sejak Agustus. Ini membuat pemerintah memperketat pembatasan sosial (social distancing) di wilayah metropolitan Seoul.
Mulai besok, pemerintah setempat melarang warga berkumpul dalam jumlah 100 orang atau lebih. Jamaah layanan keagamaan dan penonton pertandingan olahraga dibatasi maksimal 30%.
"Pembatasan ini tentu membuat kehidupan kita tidak nyaman. Namun kita semua tahu bahwa kalau tidak berbuat sekarang, maka dampaknya adalah krisis yang lebih besar," tegas Chung Sye-kyun, Perdana Menteri Korea Selatan, sebagaimana diwartakan Reuters.
Kemudian di Prancis, jumlah pasien positif sudah menembus angka 2 juta, tepatnya di 2.036.755 per 17 November 2020. Padahal Negeri Anggur sudah menerapkan karantina wilayah (lockdown) mulai pertengahan bulan lalu.
"Kita semua harus waspada dan mematuhi aturan lockdown. Ini harus dilakukan agar kita bisa melalui akhir tahun dan musim dingin dengan selamat," kata Jerome Salomon, Direktur Jenderal Kesehatan Prancis, seperti diberitakan Reuters.
Ambil untung (profit taking) dan lonjakan kasus corona membuat investor punya pembenaran untuk melepas aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. Hasilnya, rupiah yang sudah menguat tajam kini harus puas menghuni zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
