Mata Uang Asia Sedang Lemah, Tapi Rupiah Paling Parah!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 November 2020 10:12
Penumpang Bandara saat Libur Chuseok
Penumpang berjalan di terminal penerbangan domestik bandara Gimpo di Seoul, Korea Selatan, Selasa (29/9/2020). (AP / Lee Jin-man)

Dolar AS yang sudah lama teraniaya kini mulai melawan. Pada pukul 09:18 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,09%.

Harap maklum, mata uang Negeri Paman Sam memang sudah 'murah'. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index sudah terpangkas 1%. Wajar investor tertarik.

Selain itu, sepertinya euforia akibat kabar vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mulai reda. Kemarin, investor bersemangat berburu aset-aset berisiko karena kabar calon vaksin Moderna punya tingkat efektivitas 94,5% dalam menghalau virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

"Sekarang sentimen itu sudah mendingin. Kita tahu akan ada vaksin, tetapi masalahnya kapan bisa terdistribusi dan seberapa cepat bisa mengubah pola hidup masyarakat dunia. Mungkin butuh waktu berbulan-bulan," kata Imre Speizer, Currency Analyst di Westpac, seperti dikutip dari Reuters.

Selagi vaksin belum datang, serangan virus corona kian membabi-buta. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 17 November 2020 adalah 54.771.888 orang. Bertambah 456.751 orang (0,84%) dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (4-17 November 2020), rata-rata tambahan pasien baru mencapai 557.817 orang (1,1%) per hari. Melonjak dibandingkan 14 har sebelumnya yaitu 471.670 orang (1,09%) per hari.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular