Perluas Pasar, Syailendra Capital Perkuat Distribusi Digital

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
17 November 2020 20:10
Strategi Investasi Syailendra Capital Raih Pertumbuhan AUM 20%(CNBC Indonesia TV)
Foto: Strategi Investasi Syailendra Capital Raih Pertumbuhan AUM 20%(CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia- MenajerĀ investasi Syailendra Capital akan fokus pada peningkatan jalur distribusi melalui digitalisasi untuk meningkatkan jumlah investor ritel, terutama generasi milenial. Syailendra berencana meluncurkan aplikasi digital pada kuartal I atau kuartal II tahun depan, untuk meningkatkan eksistensinya.

"Syailendra mau ada di platform internet social media, dan saya belum bisa menceritakan detail tapi nanti akan bisa dilihat semester II-2021, dan eksistensi kami akan dimana-mana terutama dari sisi akses," kata Direktur Utama Syailendra Capital, Fajar R. Hidajat kepada CNBC Indonesia, Selasa (17/11/2020).

Hal ini membuat Syailendra tidak akan fokus pada peluncuran produk baru, melainkan akan memperluas kerja sama dengan market place, payment gateway, atau fintech lainnya. Fajar mengatakan perusahaan akan membuat kombinasi produk pasar modal dengan produk asuransi, sehingga ada feature benefit yang ditawarkan pada nasabahnya. Dalam 2,5 tahun bekerja sama dengan Tokopedia, Syailendra telah memiliki nasabah tidak langsung hingga 200 ribu orang.

Fajar mengatakan pihaknya juga akan melakukan perubahan komposisi aset dari 20% di pasar saham, menjadi 35-40% dalam tiga tahun ke depan. Selain itu, Syailendra Capital menjadi salah satu manajer investasi yang berhasil membukukan pertumbuhan dana kelolaan positif sepanjang tahun pandemi, dimana saat ini AUM Syailendra Capital tumbuh 20% ditopang strategi cost management.

Dia memproyeksikan tahun depan akan ada berbagai perbaikan, meski semester I-2021 masih cenderung volatil. Nantinya ketika sudah ada vaksinasi dan virus Covid-19 mulai tekendali, maka akan terlihat perbaikan pada semester 2-2021.

"Harusnya volatilitas akan lebih banyak di semester I-2021 daripada semester II yang lebih stabil. Kalau yang sudah melakukan investasi di awal tahun ini dan diposisi tengah tahun mereka yang mengalami loss, maka akan break even. Volatilitas itu akan tinggi di semester I baik fundamental ataupun sentimen psikologis akan numpuk di awal tahun," jelasnya.

Tahun depan perbaikan menurutnya akan terlihat pada perusahaan besar yang menggerakan pasar, terutama di sektor perbankan, consumer, dan telekomunikasi. Fajar mengatakan perbankan masih akan menjadi sektor yang diminati tahun depan, karena porsinya yang besar di pasar.

"IHSG kita kan komponen paling besar adalah banking harusnya ada recovery tahun depan dan tahun setelah itu, sehingga akan menjadi perhatian. Kalau telekomunikasi kan tidak terkena dampak signifikan di masa pandemi ini, orang akan melihat infrastruktur tapi nanti tergantung anggaran pemerintah," katanya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Cara Syailendra Gaet Milenial Investasi Reksa Dana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular