Perbankan Hadapi Gelombang Deras Otomasi

Market - Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
17 November 2020 12:33
Owners Shu Lei Hu, left, and her husband Shao Song Hu, right, demonstrate the use of robots for serving purposes or for dirty dishes collection, as part of a tryout of measures to respect social distancing and help curb the spread of the COVID-19 coronavirus, at the family's Royal Palace restaurant in Renesse, south-western Netherlands, Wednesday, May 27, 2020. (AP Photo/Peter Dejong) Foto: Restoran dengan Pelayanan Robot (AP/Peter Dejong)

Jakarta, CNBC Indonesia- Perkembangan teknologi memacu terjadinya digitalisasi dan otomasi secara cepat. Hal ini pun memicu transformasi di berbagai sektor termasuk keuangan dan perbankan.

Saat ini layanan perbankan mengalami transformasi akibat digitalisasi dari model bisnis, angkatan kerja, proses, dan jasa. Mereka yang terlambat mengaplikasikan itu bakal tergusur, karena kalah kompetitif dari sisi biaya dan manajemen risiko.

Di masa yang disebut era revolusi industri 4.0, pelaku usaha dihadapkan pada proses rantai pasokan yang kian cepat dan kompleks sehingga melonjaklah kebutuhan akan layanan keuangan dan perbankan yang bisa mengimbangi perkembangan serba cepat tersebut.

Dalam laporan riset berjudul "The Transformative Power of Automation in Banking", firma konsultan keuangan global McKinsey dengan meyakinkan memasang prediksi bahwa tren otomasi bakal terjadi "dalam waktu dekat".

Laporan yang disusun pada 2017 itu dirilis setahun setelah raksasa perusahaan global ramai-ramai melakukan uj-coba pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan otomasi untuk melihat sejauh mana manfaatnya terhadap proses bisnis.

Saat itu, kalangan pelaku usaha seperti disebutkan dalam laporan McKinsey menemukan bahwa otomasi bisa dijalankan di 50-70% pekerjaan, yang memicu efisiensi hingga 35%, memangkas waktu pengurusan proses kerja bersambung (straight-through process/STP), dan keuntungan investasi di atas 100%.

Saat itu, dikenal adagium "Transfomasi ABC" di perbankan, yang meliputi tiga hal. A kepanjangan dari automation (otomasi), B kepanjangan dari big-data and analytics (kolam data dan analitik), serta C yang merupakan kepanjangan dari cloud computing (komputasi awan).

Otomasi memungkinkan layanan bank yang lebih cepat, terutama dalam hal pengambilan keputusan yang menyangkut layanan nasabah. Pada akhirnya, ini akan memaksimalkan keuntungan (return) dibandingkan proses bank manual yang lebih lama.

Proses yang sama juga bisa mendongkrak efisiensi karena meminimalkan poses kerja manual yang melibatkan banyak tahapan dan sumber daya manusia. Di sisi lain, otomasi juga bisa mendeteksi fraud secara lebih dini sehingga merevolusi manajemen risiko.

Proyeksi McKinsey soal 'gelombang kedua' penggunaan otomasi menemukan konfirmasinya ketika virus Covid-19 merebak. Pandemi membuat kebutuhan akan digitalisasi dan otomasi kian mendesak, karena proses manual/konvensional kian dikurangi sejalan dengan protokol kesehatan. Kebutuhan layanan digital dan otomasi pun meningkat drastis, maka mau tidak mau industri pun harus beradaptasi secara cepat termasuk perbankan.

Selengkapnya simak Riset CNBC Indonesia tentang Bersiap Menyambut Gelombang Kedua Otomasi Perbankan


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Strategi Otomasi Proses & Transformasi Digital Bank Mega


(dob/dob)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading