
Neraca Dagang Diramal Untung Besar, Rupiah Tak Lagi Merah

Sementara dari sisi eksternal, investor menyambut gembira kabar dari Jepang. Pada kuartal III-2020, ekonomi Jepang tumbuh 5% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ). Jauh membaik ketimbang kuartal II-2020 yang -8,2% QtQ dan di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 4,4% QtQ.
Sedangkan secara kuartalan yang disetahunkan (annualized), Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Matahari Terbit melonjak 21,4%. Ini adalah rekor tertinggi dalam sejarah modern Jepang.
Lalu dibandingkan kuartal III-2019, ekonomi Jepang masih -5,89% YoY. Namun jauh lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya yang -10,29% YoY meski Jepang belumbisa keluar dari jerat resesi.
"Aktivitas ekonomi belum kembali ke level sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Namun data ini menunjukkan bahwa ekonomi Jepang mampu pulih setelah mencapai dasarnya pada April-Mei.
Kita masih mesti waspada dengan berbagai risiko seperti tren peningkatan kasus positif corona baik di dalam negeri, Eropa, atau AS. Ekonomi memang membaik, tetapi boleh dibilang baru setengah jalan menuju pulih sepenuhnya," jelas Yasutoshi Nishimura, Menteri Ekonomi Jepang, sebagaimana diwartakan Reuters.
Kabar kebangkitan Jepang mendapat respons positif dari pasar. Keberanian untuk mengoleksi aset-aset berisiko meningkat, sehingga arus modal asing kembali mengalir ke pasar keuangan negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
