Red Alert Buat Investor, IHSG Belum Puas Koreksi

Tri Putra, CNBC Indonesia
13 November 2020 13:02
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masuk ke jalur merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (13/11/2020), dengan pelemahan sebesar 0,5% atau 26,7 poin ke 5.431,89.

Indeks acuan bursa nasional tersebut melemah 0,2% pada pagi tadi dan beberapa kali sempat mencoba merangsek ke zona hijau. Nilai transaksi harian kian surut menjadi Rp 4,7 triliun. Volume transaksi sebanyak 7,6 miliar saham yang berpindah tangan 417.110 kali.

Mayoritas indeks bursa saham di kawasan Asia melemah, dipimpin indeks Nikkei Jepang sebesar -0,99% dan Hangseng Hong Kong sebesar -0,55%. Pelaku pasar masih belum berani berbelanja secara agresif setelah kemarin IHSG melemah.

Sentimen positif temuan vaksin Covid-19 milik Pfizer yang memiliki efektivitas 90% kini terkalahkan oleh kekhawatiran seputar kenaikan infeksi sekarang yang dikhawatirkan memicu karantina wilayah (lockdown) dalam waktu dekat.

Kebijakan pengetatan aktivitas ekonomi tersebut dipastikan memukul kinerja emiten, sehingga investor kembali memilih mengambil posisi aman.
Investor asing yang dua hari kemarin mencatatkan pembelian bersih (net buy) pada sesi pertama, kini berbalik mencetak jual bersih (net sell) senilai Rp 130,82 miliar di pasar regular. Sebanyak 163 saham menguat, 210 lainnya melemah, dan 193 sisanya flat.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.469. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.402.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 53 yang menunjukkan belum adanya indikator jenuh beli, namun indikator RSI terkonsolidasi turun setelah menyentuh level jenuh beli sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular